Pemerintahan

Sosialisasi Cegah Stunting, Ketua TP PKK Kota Surabaya Dapat Apresiasi dan Dukungan Anggota DPR RI

58
×

Sosialisasi Cegah Stunting, Ketua TP PKK Kota Surabaya Dapat Apresiasi dan Dukungan Anggota DPR RI

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani menjadi pembicara dalam talkshow Sosialisasi Penguatan Pendataan dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana bersama Mitra, Selasa (23/11/2021). Talkshow tersebut, berlangsung di Ballroom 89, Ciputra World Mall Surabaya. 

Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina yang sekaligus menjadi pembicara talkshow, juga mengapresiasi dan mendukung langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, dalam mengantisipasi angka stunting di Kota Pahlawan. Apalagi, Pemkot Surabaya juga dinilai cepat dan tanggap dalam penurunan angka kasus Covid-19. 

Pada kesempatan tersebut, Ketua TP PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani memaparkan sejumlah langkah antisipasi pencegahan stunting di Kota Surabaya pada masa pandemi Covid-19. Ia menyampaikan, bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada ketahanan pangan keluarga yang memicu terjadinya stunting. 

“Pandemi Covid-19 ini sedikit banyak berdampak pada berkurangnya lapangan pekerjaan dan tidak sedikit masyarakat yang kehilangan mata pencaharian. Dengan perekonomian yang tidak stabil tersebut, tidak sedikit masyarakat yang tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi,” papar Rini Indriyani. 

Meski demikian, Rini mengungkapkan, hingga saat ini Kota Surabaya terus berjuang untuk mencegah stunting dan melawan pandemi Covid-19. Pemkot Surabaya juga terus berusaha melakukan berbagai upaya untuk mendorong peningkatan perekonomian. Seperti, memberdayakan UMKM melalui fasilitas pemasaran secara digital dan pameran. 

“Alhamdulilah tidak ada peningkatan angka stunting di Kota Surabaya, karena kita tetap melakukan pemantauan pertumbuhan balita,” ungkap dia. 

Menurut dia, antisipasi dalam pencegahan stunting di Kota Surabaya, juga harus melibatkan seluruh peran OPD (Perangkat Daerah) terkait untuk melakukan intervensi secara spesifik (kesehatan) dan sensitif (non kesehatan).

“Intervensi spesifik dapat menurunkan stunting sebanyak 30 persen dan intervensi non spesifik dapat menurunkan stunting sebesar 70 persen. Dengan melibatkan kader PKK dan seluruh masyarakat, dapat mendukung kegiatan percepatan stunting di Surabaya,” jelas dia. 

Perempuan yang sekaligus menjabat sebagai Bunda Paud Kota Surabaya ini berharap, para peserta talkshow bisa segera menyampaikan informasi dan menyelesaikan masalah dengan melakukan pendampingan di tiap kelurahan, hingga kecamatan di Kota Surabaya, terkait antisipasi pencegahan stunting. 

“Para peserta yang menghadiri kegiatan sosialisasi ini adalah para Kepala Puskesmas, para Ketua TP PKK Kecamatan, dan para Ketua TP PKK Kelurahan se Kota Surabaya. Agar sosialisasi ini bisa segera diinformasikan kepada seluruh lapisan masyarakat,” kata dia.

Selain itu, Rini menjelaskan, sebagai wujud sinergitas antara Pemkot Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pihaknya akan segera melakukan sosialisasi program cegah stunting dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). 

“Karena stunting ini bukan hanya menjadi prioritas Surabaya saja, tetapi seluruh Indonesia. Pak Presiden (Joko Widodo) juga meminta masalah ini selesai, Maka membutuhkan sinergi, untuk bersama-sama menangani masalah stunting,” jelas dia. 

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina mengapresiasi para Kader TP PKK, Kader KB, dan Bidan, yang selalu tanggap darurat dan cepat bertindak untuk menyebarkan informasi, maupun melakukan pendampingan kepada masyarakat di Kota Surabaya.

“Saya mengapresiasi Kota Surabaya, dimana para kader ini cepat bertindak dan sangat cepat tanggap. Mereka tidak hanya memfasilitasi tetapi juga mengawal dan mendampingi, ini luar biasa sekali,” ungkap Arzeti.

Arzeti tak memungkiri, bila faktor pandemi Covid-19, memungkinkan para ibu tidak bisa melakukan kontrol kehamilan, dikarenakan mendapat beberapa kendala. Menurut dia, hal ini juga bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak. Karena, stunting ini menyebabkan generasi kedepan menjadi kurang cerdas.

“Faktor tersebut menjadi kesulitan kita untuk melakukan pengawasan saat hamil dan melahirkan. Kurangnya nutrisi juga bisa memicu terjadinya stunting. Kita bisa mencegah stunting dengan memperhatikan asupan gizi dan ekonomi. Sehingga kita bisa mengantisipasi bersama-sama untuk menjadi bagian dalam pencegahan stunting,” jelas dia. 

Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB BKKBN Pusat, Martin Suanta menyampaikan, bahwa kegiatan sosialisasi ini rutin digelar, agar seluruh lapisan masyarakat bisa memahami program-program BKKBN. Seperti, Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana) di Jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya.  

“Karena saat ini pemerintah sedang konsentrasi pada penurunan angka stunting. Jadi BKKBN di dalam Perpres Nomor 72 tahun 2021, Pak Presiden (Joko Widodo) mengamanatkan BKKBN sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting,” ujar Martin sapaan lekatnya.  

Menurut Martin, salah satu langkah untuk mencegah stunting adalah dengan memperhatikan usia pernikahan dari masing-masing pasangan. Bahkan, BKKBN telah memiliki program Tim Pendampingan Keluarga (TPK), yang bertugas mendampingi keluarga yang memiliki risiko stunting. 

“Tim terdiri dari kader PKK, Kader KB, dan Bidan. Mereka akan mendampingi keluarga yang memiliki risiko stunting, dengan memberikan edukasi dan pendampingan. Saat ini mereka sedang dilatih untuk melakukan pendampingan pada tahun 2022,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *