SURABAYA (Suarapubliknews.net) – “Indonesia tanah air Beta, pusaka abadi nan jaya’ cuplikan lirik lagu karya Ismail Marzuki itu cocok menggambarkan keberagaman suku, budaya dan bahasa yang ada di Nusantara.
Kenyataan ini pula yang menjadikan semangan para pemuda Indonesia sembilan dekade silam melakukan ikrar yang merekatkan persatuan: satu dalam nusa, satu dalam bangsa, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan: bahasa Indonesia – tiga syarat eksistensial sebuah negara.
Budayawan UGM Alm. Umar Khayam bahkan mengatakan, belum pernah ada satu pun bangsa yang melakukan ikrar ini. Ikrar yang berhasil menyatukan berbagai etno-nasionalisme menjadi satu bangsa ini merupakan yang pertama kalinya di dunia.
Direktur Urusan Fiskal dan Eksternal Sampoerna, Elvira Lianita hal ini pula yang melatarbelakangi House of Sampoerna dan beberapa lembaga museum, pemerintahan dan kolektor pribadi bersatu untuk menggelar pameran warisan budaya dan foto “Tanah Air” bertema kepemudaan melalui satu rangkaian acara bertema “Bhinneka Satu”, yang diselenggarakan sejak tahun 2017.
“Pemuda dapat menjadi momentum bagi seluruh komponen bangsa untuk semakin merekatkan persatuan di tengah perbedaan demi kemajuan Indonesia. Tak hanya itu, setiap warga, khususnya kaum muda, juga dapat menggunakan momentum persatuan ini untuk terus melakukan gerakan revolusi mental yang digagas oleh Bapak Pendiri Bangsa Soekarno untuk menghadapi tantangan bangsa, termasuk di bidang ekonomi,” katanya.
Indonesia, sebagai bangsa terbesar keempat di dunia, memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan. Kaum muda sebagai agen perubahan perlu meningkatkan kompetensi agar dapat membangun Indonesia yang lebih baik. Hal ini dapat menjadi modal sosial yang baik untuk membangun bangsa
Koleksi-koleksi foto yang dipamerkan tergolong istimewa karena kerja sama antara House of Sampoerna dengan berbagai pihak. Di antaranya Direktorat Sejarah – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Museum Nasional Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Arsip Nasional Republik Indonesia.
Selain itu dalam pameran yang akan berlangsung hingga Pameran sendiri akan berlangsung hingga 11 November 2018 di The Residence, House of Sampoerna ini juga di support Museum Tekstil DKI Jakarta, Nationaal Archief Netherlands, Museum Panji Tumpang, Malang, Museum Wayang Potehi Gudo, Jombang, dan Ebby Dwijaya.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Prof Dr Sri Adiningsih M.Sc mengapresiasi pameran untuk menyongsong Hari Sumpah Pemuda ke-90 yang menggambarkan perjuangan dan semangat yang sama dari generasi ke generasi demi cita-cita luhur bangsa Indonesia, mulai masa kemerdekaan Indonesia sampai Asian Games 2018 beberapa waktu lalu.
Warisan budaya dan foto-foto yang ditampilkan menggambarkan semangat dan perjuangan yang sama dari berbagai etnik dan budaya untuk mencapai kemerdekaan. Mereka bahu-membahu dengan semangat yang sama tidak mau dijajah lagi oleh Belanda dan Jepang.
“Dari pameran ini, anak-anak muda khususnya para milenial bisa mengerti dan bisa belajar dari sejarah mereka. Saya harap dengan pameran ini bisa mengugah semangat generasi muda menyongsong negeri ini menjadi smart nation for future,” tegasnya. (q cox, Tama Dinie)