NasionalPemerintahanPeristiwa

Surabaya Capai Deflasi 0,07 Persen, Menteri Pertanian Apresiasi Kinerja Wali Kota Eri Cahyadi

79
×

Surabaya Capai Deflasi 0,07 Persen, Menteri Pertanian Apresiasi Kinerja Wali Kota Eri Cahyadi

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Menteri Pertanian Republik Indonesia (RI), Andi Amran Sulaiman menghadiri sekaligus mengapresiasi Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak se-Jawa Timur yang digelar di Taman 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya, pada Selasa (23/9/2025).

Dalam acara tersebut, Pemkot Surabaya berkolaborasi bersama Bulog dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyediakan 10 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), serta berbagai komoditas lain seperti telur, minyak, gula, cabai, dan bawang.

Dalam sambutannya, Menteri Amran memuji kinerja Pemkot Surabaya yang berhasil mengendalikan inflasi, bahkan mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. Ia menyebut bahwa Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, patut menjadi contoh bagi daerah lain.

“Pak Wali Kota Eri Cahyadi luar biasa, karena Surabaya deflasi 0,07 persen. Ini harus menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya,” ujar Menteri Amran.

Menteri Amran juga menekankan pentingnya menjaga harga beras tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Menurutnya, Kota Surabaya sudah melakukan hal tersebut dan terus menjaga pasokan beras SPHP di setiap pasar. “Kami lanjutkan pengecekan terus-menerus. Jangan menjual beras di atas HET. Terima kasih,” tegasnya.

Lebih lanjut, Menteri Amran menjelaskan bahwa Jawa Timur menjadi lokasi operasi pasar besar-besaran dengan pelepasan 2.400 ton beras SPHP hari itu. Ia juga memastikan bahwa kegiatan ini akan terus berlanjut ke daerah lain diawali dari Jawa Timur.

“Kita melepas 2.400 ton hari ini, dan ini kita lanjutkan terus-menerus, bukan hari ini saja. Kami minta Bulog buka 24 jam. Kita tidak boleh biarkan rakyat jalan sendiri,” kata Menteri Amran.

Ia menambahkan, Presiden Prabowo Subianto meminta dirinya untuk turun langsung ke lapangan memastikan pasokan beras aman hingga akhir tahun. Menteri Amran juga menyampaikan bahwa stok beras nasional saat ini mencapai 1,3 juta ton dan masih ada 1 juta ton yang akan digunakan untuk operasi pasar hingga akhir tahun.

“Stok kita tertinggi selama merdeka dan kami sangat mengapresiasi Ibu Gubernur dan Pak Wali Kota yang turun ke lapangan, mengecek langsung, dan mendengarkan suara rakyat,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menjelaskan bahwa GPM di Taman Mundu merupakan hasil kerja sama dengan Kanwil Bulog dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Hari ini, sebenarnya semuanya dicover oleh kerja sama dengan Kanwil Bulog Provinsi Jawa Timur dan teman-teman dari provinsi. Jadi, penyediaan komoditasnya disediakan oleh teman-teman dari provinsi dan Bulog Kanwil Jawa Timur,” jelas Antiek ditemui dilokasi yang sama.

Antiek menekankan bahwa GPM kali ini lebih banyak menyediakan beras SPHP, meski begitu komoditas lain juga disediakan seperti telur, minyak, cabai dan bawang.“Untuk beras, disediakan 10 ton, telur 100 kilogram, gula 1 ton, minyak 700 liter, serta cabai dan bawang masing-masing 200 kilogram,” terangnya.

Terkait dampak GPM, Antiek menyebut bahwa kegiatan ini berkontribusi pada deflasi yang dialami Surabaya saat ini.“Kita saat ini malah deflasi, 0,07 persen. Di mana memang komoditas khususnya beras ini tidak masuk di 10 besar yang menyumbang inflasi,” ujar Antiek.

Ia juga menegaskan bahwa Pemkot Surabaya terus melakukan GPM, pasar murah, dan intervensi langsung ke pasar untuk menjaga stabilitas harga.

“Tentunya Pemkot Surabaya rutin melakukan GPM untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan dan menjaga stabilitas harga,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *