Pemerintahan

Surabaya Cross Culture 2019 Libatkan 13 Negara di Belahan Dunia

67
×

Surabaya Cross Culture 2019 Libatkan 13 Negara di Belahan Dunia

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kembali menggelar Cross Culture atau festival seni lintas budaya bertajuk Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival. Event internasional yang bakal digelar pada 21-25 Juli 2019 tersebut merupakan tahun ke-15 sejak awal digelar.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Antiek Sugiharti mengatakan tahun ini cross culture lebih ramai dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab, sebanyak 13 negara akan memeriahkan festival ini. Dua diantara 13 negara itu merupakan sister city dengan Kota Surabaya. “Nanti ada 248 peserta yang akan ikut berpartisipasi dari mancanegara. Kemudian 94 peserta dari dalam negeri lintas provinsi.

13 Negara tersebut diantaranya adalah Jepang, India, Polandia, Ceko,Timor Leste, Bulgaria, Uzbekistan, Russia, Mexico, Thailand, Italy, Busan, Guangzhou,. Sementara itu 5 lintas provisnis diantaranya Kabupaten Banggai, Pangkalpinang, Kota Solok, Jawa Barat, Mengwi.

“Jadi totalnya 359 peserta yang berpartisipasi dari dalam maupun luar negeri. Kami mencoba membuat sesuatu baru lagi agar di tiap eventnya lebih menarik. Biasanya dibuka dengan Festival Remo dan Yosakoi di Balai Kota, kali ini digelar dengan cara yang berbeda,” kata Antiek saat jumpa pers Rabu (17/07/2019) di Kantor Bagian Humas Kota Surabaya.

Antiek menjelaskan konsep yang berbeda tersebut diantaranya penampilan tidak seperti tahun lalu dari para delegasi. Selain itu, akan ada workshop khusus yang melibatkan masyarakat umum, sehingga nantinya masyarakat dapat gabung untuk mengikuti workshop.

“Ya workshop yang melibatkan masyarakat umum ini memang melibatkan masyarakat luas, berbeda sekali memang,” ujar Antiek.

Acara yang dinilai memiliki dampak ekonomi yang cukup besar ini, diharapkan mampu menarik dan mengembangkan perekonomian khususnya bagi warga Kota Surabaya. Dampak ekonomi itu dapat dirasakan oleh hotel-hotel, restoran, transportasi, dan souvenir.

Adapun rangkaian acara yang berlangsung lima hari tersebut, diantaranya Minggu, 21 Juli 2019. Pembukaan dan parade peserta dari Jalan Tunjungan menggunakan becak hias menuju Balai Kota, pukul 18.00-10.00 Wib. Kemudian keesokan harinya Senin, 22 Juli 2019 peserta akan berkunjung ke Monumen Tugu Pahlawan, Museum BI, House of Sampoerna pukul 08.00-12.30 Wib, setelah itu sore harinya akan ada tampilan Seni di Taman Bungkul pukul 18.00- 12.00 Wib.

Berikutnya, Selasa 23 Juli 2019, Workshop di Balai Pemuda sisi barat pukul 09.00-14.00 Wib. Dilanjut dengan tampilan seni di G-Walk Citraraya pukul 18.30-22.00 Wib. Tid

Rabu, 24 Juli 2019 Penanaman Pohon pukul 08.00-12.00 di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran. Tampilan Seni di Ciputra World dan Royal Plaza pukul 18.30-21.00 Wib.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Tunjung Iswandaru mengatakan pihaknya sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk Jalan Tunjungan dan Taman Surya. Tidak hanya itu, Dishub Kota Surabaya menyediakan kantong parkir yang disiapkan khusus untuk warga yang menyaksikan pesta rakyat itu.

“Kami menyediakan 8-10 kantong parkir yang terletak di wilayah area acara. Seperti di Jalan Genteng Kali, Balai Pemuda, Wijaya Kusuma, dan Jalan Pacar,” kata Tunjung.

Kantong parkir yang sudah disiapkan sebanyak 8-10 itu mampu memuat kendaraan roda dua antara 1.200-1300 kendaraan. Kemudian untuk kendaraan roda 4 mampu menampung 300-400 kendaraan. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *