Pemerintahan

Surabaya Jadi Daerah Percontohan Reformasi Birokrasi Tematik Penanggulangan Kemiskinan

482
×

Surabaya Jadi Daerah Percontohan Reformasi Birokrasi Tematik Penanggulangan Kemiskinan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ditunjuk pemerintah pusat sebagai salah satu daerah yang akan menjadi percontohan reformasi birokrasi (RB) tematik penanggulangan kemiskinan. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meneken komitmen penerapan RB tematik penanggulangan kemiskinan tersebut di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (21/10/2022).

Penandatanganan komitmen disaksikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Rektor UGM Prof Ova Emilia, Dewan Guru Besar UGM, dan para kepala daerah yang menjadi pilot project.

“Ini tentu kepercayaan untuk Surabaya, di mana program-program kami ternyata diapresiasi oleh pemerintah pusat, terutama program terkait pemberdayaan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” kata Wali Kota Eri Cahyadi.

Terdapat 9 pemerintah daerah yang menjadi pilot project penerapan RB tematik penanggulangan kemiskinan pada tahap pertama, dan 23 pemda pada tahap kedua.

Wali Kota Eri memaparkan, dengan RB tematik penanggulangan kemiskinan, tata kelola birokrasi akan semakin berjalan dengan baik dalam mengakselerasi penurunan angka kemiskinan.

“Kami akan menyusun rencana aksi pelaksanaan reformasi birokrasi tematik penanggulangan kemiskinan. Tentu di dalamnya termasuk membangun kolaborasi berbagai pihak untuk mempercepat program-program terkait kemiskinan,” papar dia.

Ia lantas membeber sejumlah inovasi Pemkot Surabaya dalam pengentasan kemiskinan. Terdapat puluhan program berbasis padat karya yang menjadi inovasi Eri Cahyadi. Di antaranya adalah “Rumah Padat Karya” yang menyulap aset-aset Pemkot Surabaya yang sebelumnya menganggur untuk digunakan sebagai tempat berusaha bagi MBR. Para MBR sebelumnya juga telah diberi pelatihan.

“Aset-aset Pemkot Surabaya tidak boleh ada yang idle, yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Secara bertahap semuanya kita sulap menjadi Rumah Padat Karya. Ada yang menjadi kafe, barbershop, laundry, tempat cuci motor-mobil, gerai UMKM, usaha pertanian-perikanan, destinasi wisata, dan sebagainya,” kata dia.

“Ini terbukti sangat membantu, apalagi aset-aset Pemkot Surabaya rata-rata berada di lokasi strategis yang memudahkan pemasaran beragam usaha MBR,” imbuh Wali Kota Eri.

Selain itu, ada pula program produksi paving yang melibatkan MBR. Hasil produksinya telah lulus uji oleh Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya. “Jangan diremehkan lho. Ternyata warga MBR di kampung-kampung, begitu kita latih, produksi pavingnya luar biasa. Itu dibeli Pemkot Surabaya untuk pavingisasi di kampung-kampung,” ujarnya.

Beragam program padat karya yang dipacu Pemkot Surabaya, lanjut Eri, telah berhasil menyerap ribuan warga. Mereka ada yang sebelumnya korban PHK di masa pandemi. Ada pula yang perempuan kepala rumah tangga. Pendapatan mereka pun bertambah berkisar Rp2-6 juta per bulan.

“Kami akan terus memacu program padat karya ini. Belum lama ini kami luncurkan destinasi wisata Romokalisari Adventure Land yang juga memberdayakan puluhan MBR. Dan masih banyak program-program padat karya yang terus kami tingkatkan,” pungkasnya. (q cox)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *