SURABAYA (Suarapubliknews) – Surabaya didapuk menjadi kota pelopor peluncuran layanan aplikasi bernama T-Perpus yang berlangsung di Gramedia Expo, Jum’at (23/08/2019). Aplikasi yang diinisiasi oleh Telkomsel ini, bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan layanan literasi perpustakaan berbasis digital.
Peluncuran aplikasi ini dihadiri langsung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Direktur Utama Telkomsel, perwakilan Gramedia, dan 150 mahasiswa pilihan dari seluruh universitas yang ada di Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Risma yang didapuk menjadi keynote speaker menceritakan hobi nya yang gemar membaca. Dulu saat akhir pekan, ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan membaca. Menurutnya, dari membaca itu secara tidak langsung juga mengajarkan seseorang untuk lebih bijaksana, bekerja keras, serta tidak mudah putus asa.
“Dari membaca buku itu yang membuat saya kaya akan aktivitas, kita bisa lebih kaya imajinasi. Karena dengan membaca kita akan menerka warna, situasi, dan masih banyak lagi,” kata Wali Kota Risma.
Wali kota yang juga menjabat sebagai Presiden UCLG Aspac ini mengaku, bisa mengerti tentang ilmu politik, ekonomi, pendidikan, dan psikologi dari hasil membaca buku. Meskipun, ia bukan dari latarbelakang jurusan akademik tersebut.
“Jadi saya membangun perkotaan ini tidak asal. Saya membangun kota ini menggunakan teori psikologi perkotaan. Bagaimana taman ini bukan sekadar berdampak pada lingkungan saja, namun pada manusianya juga,” imbuhnya.
Menurutnya, taman-taman yang ada Surabaya dibangun karena ingin membentuk karakter manusia dari semua usia untuk berkumpul dan menjalin komunikasi. “Mangkanya seluruh taman di Surabaya diberi free wifi, agar mereka bisa belajar, atau pun membaca dengan ipad atau leptopnya,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur PT Telkomsel, Emma Sri Martini menjelaskan, pemilihan Kota Surabaya sebagai pelopor utama acara ini karena dinilai memiliki angka digital literasi tertinggi di Indonesia. Ia berharap dari peluncuran aplikasi ini, mampu menyebar dan memviralkan hingga ke seluruh pelosok negeri.
“Program ini ditujukan sebagai bentuk komitmen kami untuk berbagi untuk mendukung program pendidikan di Indonesia. Mengingat kondisi geografisnya di Indonesia terbagi dengan kepulauan dan susah untuk mengakses toko buku, ataupun perpustakaan umum,” kata Emma.
Makanya untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya menghadirkan aplikasi ini tidak berbayar dan dapat terjangkau di seluruh pelosok negeri. “Jadi baik pelajar, mahasiswa, atau masyarakat umum pun yang berada di mana saja dapat menikmati layananan kami,” pungkasnya. (q cox)