Pemerintahan

Surabaya Siap Jadi Barometer Inovasi Kesehatan Nasional Lewat Inovboyo 2025

82
×

Surabaya Siap Jadi Barometer Inovasi Kesehatan Nasional Lewat Inovboyo 2025

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan daerah melalui inovasi. Ini ditandai dengan peluncuran ajang tahunan bergengsi, Inovasi Suroboyo (Inovboyo) 2025. Dari total 342 inovasi yang diajukan oleh seluruh Perangkat Daerah (PD), DPRD, RSUD, serta kecamatan dan kelurahan, 41 inovasi di sektor kesehatan menjadi fokus utama. Hal ini menandakan prioritas Pemkot Surabaya dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

Inovboyo 2025, yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, menjadi wadah bagi seluruh elemen masyarakat dan jajaran internal Pemkot Surabaya untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan kota. Lomba ini akan dibuka secara resmi pada 17 Juni 2025.

Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad menyatakan bahwa dengan tema besar “Inovasi dalam Rangka Peningkatan Kualitas Infrastruktur dan Mitigasi Bencana”, Inovboyo 2025 tidak hanya berorientasi pada solusi fisik, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia yang inovatif, termasuk di bidang kesehatan.

“Lomba ini bertujuan mendorong masyarakat dan PD di lingkungan Pemkot Surabaya untuk berinovasi, memberikan manfaat nyata, dan menjadikan Surabaya sebagai barometer inovasi di Indonesia. Visi jangka panjangnya adalah mewujudkan Surabaya sebagai kota inovatif yang berkelanjutan dengan partisipasi aktif masyarakat dan aparatur pemerintah daerah,” tutur Irvan pada Selasa (8/7/2025).

Irvan menjelaskan, Inovboyo 2025 menawarkan beragam kategori yang memungkinkan spektrum inovasi yang luas. Di antaranya adalah kategori umum melalui inovasi digital yang mencakup pengembangan situs web, aplikasi seluler, Big Data, IoT, AI, serta VR dan AR. Potensi inovasi di bidang pendidikan dalam kategori ini sangat besar, mulai dari platform pembelajaran interaktif hingga sistem manajemen sekolah berbasis AI. Selain itu, ada juga inovasi di bidang agribisnis dan energi baru terbarukan, sosial budaya dan kependudukan, serta young inventor.

“Sementara itu, kategori Perangkat Daerah (PD) meliputi inovasi tata kelola pemerintahan, termasuk sistem administrasi digital yang dapat diterapkan di sektor pendidikan. Lalu, inovasi pelayanan publik, seperti digitalisasi layanan masyarakat dan peningkatan aksesibilitas layanan pendidikan. Terakhir, inovasi sesuai tugas dan fungsi, yakni spesifikasi per dinas atau instansi,” jelasnya.

Semua inovasi yang dilombakan wajib memenuhi kriteria, seperti memiliki unsur pembaruan, memberikan manfaat nyata, tidak memberatkan masyarakat, relevan dengan kewenangan Pemkot Surabaya, dan dapat direplikasi. Aspek penilaian meliputi inovasi dan kreativitas, manfaat dan dampak, kelayakan teknis, serta skalabilitas.

“Proses penjurian akan melibatkan tim profesional dari akademisi terkemuka, antara lain Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri, dan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur,” terangnya.

Inovasi berbasis peningkatan kesehatan ini diikuti oleh beberapa instansi di lingkungan Pemkot Surabaya. Di antaranya adalah inovasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, yakni melalui Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) sebagai upaya meningkatkan efektivitas sistem kewaspadaan dini, Skrining E-Me Health untuk deteksi dini kesehatan mental secara mandiri, dan Kismis Halal untuk meningkatkan konsumsi jamu herbal di masyarakat.

Selanjutnya, inovasi Balsem Cap Lang sebagai upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian Tuberkulosis (TB), Gen Banting sebagai upaya percepatan penurunan balita stunting, inovasi Pentas untuk meningkatkan status gizi balita, Peri Cinta sebagai persiapan kesehatan gigi calon pengantin, inovasi e-Health untuk mempermudah akses layanan kesehatan, Sowan Purbaya sebagai upaya mewujudkan kesehatan hewan dan masyarakat veteriner, serta inovasi Surabaya Health City, yakni upaya mewujudkan Surabaya sebagai kota sehat.

RSUD Dr. Soewandhie Kota Surabaya juga memperkenalkan sejumlah inovasi demi mempermudah dan memperluas jangkauan layanan kesehatan bagi masyarakat, seperti inovasi Dumpling sebagai upaya menurunkan kecemasan ibu bersalin, Semat Guject Tu Fluset sebagai upaya pengolahan air reject untuk efisiensi, Fast Track Chest Pain untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas jantung koroner, serta Aksi Rek sebagai antisipasi pendarahan post partum.

Tak hanya itu, kecamatan-kecamatan di Kota Pahlawan juga menawarkan inovasi layanan kesehatan bagi masyarakat. Mulai dari Kecamatan Bulak melalui inovasi Isok Pas TB yakni peduli anak stunting dan TB, serta Posyandu Nelayan yang merupakan layanan kesehatan bagi keluarga nelayan.

Kecamatan Dukuh Pakis Surabaya memperkenalkan inovasi Dassi yang bertujuan menurunkan angka stunting. Kecamatan Gayungan Surabaya memiliki inovasi berupa Posyandu Smart Dukuh Menanggal untuk mencegah kematian ibu dan bayi.

Kecamatan Gubeng Surabaya memiliki inovasi berupa Arek Emas sebagai upaya percepatan penurunan stunting melalui aktivitas renang, Berlian Baratajaya adalah inovasi untuk meningkatkan kesehatan balita, dan Canting Edola Mak Kannak adalah inovasi pencegahan stunting melalui edukasi.

Kecamatan Jambangan Surabaya juga memiliki inovasi dalam bidang kesehatan, yakni Posyandu Asyik sebagai upaya percepatan penurunan stunting. Kecamatan Karangpilang Surabaya memiliki inovasi Klanting, yakni kelas tuntaskan stunting.

Kecamatan Kenjeran Surabaya memiliki inovasi Taksi Penting yang merupakan upaya pengentasan dan pencegahan balita stunting, serta inovasi Ketan Beras atau kegiatan berenang bersama balita stunting.

Kecamatan Sambikerep Surabaya dengan inovasinya berupa Kepiting Beringin atau pendampingan keluarga balita stunting. Kecamatan Tambaksari Surabaya melalui inovasi Kopi Bestari dengan melakukan kolaborasi mengatasi stunting.

Kecamatan Tandes Surabaya memperkenalkan inovasinya berupa Pos Penanganan Stunting dengan memberikan pelayanan kesehatan dan gizi komprehensif, serta Posga Wethan Ceria untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Terakhir, Kecamatan Wiyung Surabaya melalui inovasi Jajartunggal Zero Stunting sebagai sarana edukasi makanan bergizi bagi bayi, dan Therapeutic Stunting Center untuk intervensi gizi terpadu bagi balita stunting.

Irvan menyebut, Inovboyo telah mencatat prestasi gemilang sebelumnya, termasuk Rekor MURI 2022 untuk peserta terbanyak dan predikat Peringkat 1 Kota Inovatif di Indonesia. Keberhasilan ini telah menghasilkan implementasi berbagai inovasi dalam pembangunan kota, peningkatan kualitas pelayanan publik, dan pengembangan ekosistem inovasi di Surabaya.

“Sebanyak 24 pemenang utama dari semua kategori atau enam pemenang tiap kategori berkesempatan untuk mengimplementasikan inovasinya dalam program Pemkot Surabaya, serta mendapatkan mentoring untuk pengembangan inovasi,” sebutnya.

Ia berharap, Inovboyo 2025 akan menjadi momentum bersejarah yang mengukir ulang DNA Kota Pahlawan menjadi metropolis masa depan yang cerdas, berkelanjutan, dan berkeadilan, sejalan dengan visi “Dari Suroboyo Menuju Surabaya 2050”.

“Fokus pada 41 inovasi kesehatan ini bertujuan mendorong peningkatan mutu layanan kesehatan di Surabaya dan mempersiapkan masyarakat, termasuk generasi muda, agar lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi isu-isu kesehatan berskala global,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *