SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Tunas Hijau, kembali melaunching program bertajuk Surabaya Eco School 2019, di graha Sawunggaling lantai 6 Surabaya, Rabu (16/10/19).
Program yang telah memasuki tahun kesembilan ini, bertujuan untuk membentuk karakter warga sekolah agar lebih peduli terhadap lingkungan.
Direktur Surabaya Eco School 2019, Fatih Abdul Aziz mengatakan, bahwa pada tahun 2018, ada 61 sekolah Surabaya yang mendapatkan penghargaan dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sebagai Sekolah Zero Waste.
Karena itu, di tahun 2019 ini, diharapkan lebih banyak lagi SD dan SMP di Surabaya yang mendapat penghargaan tersebut.
“Kami menargetkan pada tahun ini bisa lebih dari 150 sekolah yang akan meraih penghargaan Sekolah Zero Waste,” kata Fatih.
Menurutnya, Sekolah Zero Waste adalah sekolah yang tidak lagi menghasilkan sampah non organik. Baik itu sampah kemasan makanan maupun minuman sekali pakai.
“Sekolah Zero Waste 2019 nyaris hanya menghasilkan sampah organik yang juga diolah menjadi kompos,” ujarnya.
Plt. Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan, tahun ini merupakan penyelengaraan kesembilan program Surabaya Eco School.
“Surabaya Eco School harus bisa membentuk karakter peduli lingkungan hidup kepada warga sekolah, sehingga bisa terwujud sekolah yang nyaman karena partisipasi warganya,” kata Eri.
Sementara itu, Aktivis Senior dan Presiden Tunas Hijau, Mochamad Zamroni menjelaskan, bahwa sebelum dilaunching, pihaknya telah memberikan workshop lingkungan hidup kepada semua perwakilan sekolah di Surabaya.
“Lebih dari 200 penghargaan lingkungan hidup untuk individu warga sekolah dan sekolah juga akan diberikan melalui Surabaya Eco School 2019,” kata Zamroni. (q cox, And)