SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Sambutan antusias masyarakat atas pembebasan tarif tol jembatan Surabaya oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), ternyata di sisi lain semakin memperparah masa depan usaha penyeberangan kapal feri ujung Kamal (Surabaya- Madura).
Hal ini disampaikan Khoiri Soetomo Ketua Umum Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) masa bakti 2016-2021, bahwa usaha kapal feri ujung Kamal membutuhkan dana subsidi untuk bertahan.
“Pada saat nilai tarif tol Suramadu diturunkan hingga 50 persen dan kemudian motor digratiskan, pengguna penyeberangan kapal feri Surabaya-Madura sudah sangat menurun dan usaha ini terus merugi, apalagi sekarang digratiskan,” ucapnya. Minggu (28/10/2018)
Direktur Utama PT Dharma Dwipa Utama ini berharap agar pemerintah (pusat dan jatim) juga memikirkan kelangsungan pelayanan lintas fery ujung Kamal, karena secara layanan telah menjalankan tiga fungsi utama
Pertama, transportasi penduduk yang merasa jauh dengan jembatan Suramadu, kedua kami juga berfungsi sebagai back up bilamana jembatan Suramadu membutuhkan perawatan yang kaitannya dengan hal teknis, dan yang ketiga jika terjadi gangguan alam seperti gempa atau angin kuat.
“Karena tidak ada akses lain. Karena layanan kapal feri ujung Kamal masih memberikan layanan tiga fungsi utama tersebut, maka kami berharap agar bisa diberikan subsidi agar kami masih bisa melayani para pengguna jasa, jika sewaktu-waktu ada kendala di jembatan Suramadu,” tandasnya.
Tidak hanya itu, kata Khoiri, karena kedepan makin digalakkan soal wisata, kami juga mempunyai fungsi wisata, sehingga subsidi dari pemerintah bisa tetap menjaga kondisi dan layanan serta keberlangsungan kapal fery ujung kamal.
Menurut Khoiri, saat ini masih ada dua operator yang aktif beroperasi yakni ASDP ada tiga armada dan Dharma Lautan tinggal satu. “Yang harus diketahui, biaya perawatan kapal cukup mahal karena menggunakan valuta asing, apalagi dengan nilai US yang tinggi seperti saat ini,” tambahnya.
Khori mengaku jika sebelumnya sudah pernah diajak bicara Kadis Parsiwisata dan Dishub Jatim, tapi pejabat yang lama, soal subsidi bahkan sampai keluar angka. “Namun hingga saat ini belum terealisasi. Dan setahu kami Presiden sudah menginstruksikan kepada Gubernur soal subsidi ini,” keluhnya.
Untuk diketahui, kapal feri ujung Kamal yang saat ini beroperasi, masih melayani penumpang dengan jumlah dikisaran 1500 per hari. Kalau sebelum ada jembatan Suramadu yang jumlahnya mencapai 15 ribu. (q cox)