Jatim RayaPemerintahan

Tekan Angka Pernikahan Dini di Jatim, Ini Strategi Preventif yang dilakukan Gubernur Khofifah

885
×

Tekan Angka Pernikahan Dini di Jatim, Ini Strategi Preventif yang dilakukan Gubernur Khofifah

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya menekan angka pernikahan dini yang hingga kini masih tinggi. Hal itu dilakukan guna mewujudkan pemenuhan hak anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik

Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK), angka dispensasi perkawinan mengalami peningkatan signifikan. Tahun 2019 Diska di Jawa Timur mencapai 5.766 kasus, tahun 2020 meningkat menjadi 17.214 kasus dan pada 2021 angka Diska mengalami sedikit penurunan menjadi 17.151 kasus.

“Strategi preventif harus terus dilakukan untuk menekan laju pernikahan dini ini. Diantaranya dengan memberi edukasi tentang usia ideal minimum pernikahan. 19 tahun baik untuk perempuan maupun untuk laki-laki,” ungkap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK Jatim Tahun 2022 di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim, Kota Surabaya, Selasa (22/3).

Gubernur Khofifah menyebut literasi masyarakat mengenai pernikahan juga harus ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi informasi digital. Dengan kencangnya arus informasi yang ada, masyarakat dapat lebih mudah memperoleh pengetahuan ikhwal pernikahan.

Mengingat, perencanaan dan persiapan mutlak diperlukan dalam setiap pernikahan, termasuk dari sisi psikologis pasangan dan pertimbangan finansial. Dengan begitu, setelah menikah tidak lantas menjadi permasalahan baru. Menurutnya, penyebab tingginya angka dispensasi pernikahan antara lain karena tradisi dan budaya, faktor internal, emosional, pendidikan, media massa dan internet.

“Literasi digital menjadi sangat penting untuk mencegah pernikahan anak dini usia, kalau yang diambil adalah dari perspektif literasi digital, maka intervensinya langsung ke anak-anaknya, tetapi untuk faktor budaya intervensinya adalah kepada orang tuanya,” imbuhnya.

Dalam acara yang mengangkat tema “Lima puluh tahun Gerakan PKK Berbakti Untuk Bangsa Berbagi Untuk Sesama” tersebut, Ia menjelaskan bahwa digitalisasi memang tidak dapat dielakkan dari kehidupan saat ini. Maka dari itu, pendampingan dan penguatan literasi digital menjadi penting untuk anak-anak.

Kader PKK dalam hal ini bisa ikut menjelaskan kepada anak-anak bahwa tidak semua hal yang dapat diakses dari internet dapat begitu saja dilakukan. “Memang seperti dua mata pisau kalau kita mencari kebaikan dari internet kita akan mendapatkan semua kebaikan, tetapi jika keburukan yang dicari ya akan buruk yang kita peroleh,” terang Gubernur Khofifah.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa pernikahan dini hanya akan menambah permasalahan. Mulai dari potensi terjadinya kematian ibu dan bayi, prevalensi stunting, KDRT, hingga melanggengkan kemiskinan.

Sementara itu, Ia menyampaikan, untuk membentuk ketahanan keluarga, maka seyogyanya semua hal telah dipersiapkan diawal. Kematangan setiap pribadi menjalani pernikahan menjadi salah satunya. Karena menurutnya keluarga adalah unit terkecil dalam sebuah negara dan berkontribusi terhadap pembentukan ketahanan negara yang kuat dan kokoh.

Dalam kegiatan tersebut, turut dilakukan Penandatanganan Komitmen Bersama Tim Penggerak PKK Prov. Jatim dengan OPD, Ormas, LSM Peduli Perempuan dan Anak untuk mendukung Cegah Perkawinan Anak (CEPAK) dilakukan oleh Gubernur Jatim, Ketua TP PKK Prov. Jatim, Enam Ka. OPD Prov. Jatim yang diwakili oleh Kadis Pendidikan Jatim, Kadis DP3AK Jatim, Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa Provm Jatim. Dan Ka. Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Kaper BKKBN Prov. Jatim, Pimpinan UNICEF Surabaya, Pimpinan Organisasi Wanita, Pimpinan Organisasi Agama.

Sebelumnya telah diawali dengan Penandatanganan Komitmen Bersama antara TP PKK Prov. Jatim dan TP PKK Kab/Kota se-Jatim yang menyepakati untuk mendukung Cegah Perkawinan Anak (CEPAK) oleh Ketua TP PKK Prov. Jatim bersama 38 Ketua TP PKK Kab/Kota se Jatimbyang secara simbolis Ketua TP PKK Kab. Ponorogo dan Kota Pasuruan.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penyerahan piagam penghargaan kategori Sekretaris TP PKK Kab Kota dengan Pengabdian lebih dari 20 tahun kepada 9 orang Sekretaris TP. PKK Kab. Kota. Diantaranya Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kab. Blitar, Kab. Trenggalek, Kab. Ngawi, Kab. Bojonegoro.

Juga penghargaan kepada TP PKK Kab/Kota kategori Penyusunan Laporan Kegiatan PKK Terbaik Tahun 2021 kepada 3 orang Ketua TP PKK Kab/Kota. Yaitu TP. PKK Kab. Tulungagung, TP. PKK Kab. Bojonegoro dan TP. PKK Kab. Nganjuk.

Serta penyerahan penghargaan kategori Kader Prestasi Terbaik TP PKK Kab/Kota kepada 10 orang Kader TP. PKK. Antara lain TP. PKK Kab. Madiun, TP. PKK Kota Madiun, TP. PKK Kab. Jember, TP. PKK Kab. Blitar, TP. PKK Kab. Sampang, TP. PKK Kab. Bondowoso, TP. PKK Kab. Pasuruan, TP. PKK Kab. Ngawi, TP. PKK Kab. Trenggalek, TP. PKK Kab. Tulungagung.

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua TP PKK Prov. Jatim, Pj. Sekda Prov. Jatim, Ketua MUI Jatim, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Prov Jatim, Ketua Jalasenastri Prov. Jatim, Wakil Ketua Bhayangkari Prov. Jatim, Kaper BKKBN Prov. Jatim, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, Ketua BKOW Prov. Jatim, Ketua UNICEF Surabaya, Direktur PLATO Surabaya, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Jatim.

Serta hadir Ketua PW Muslimat NU Prov. Jatim, Ketua PW Fatayat NU Prov. Jatim, Ketua PW Aisyiyah Prov. Jatim, Ketua WKRI Prov. Jatim, Wakil Ketua IWAPI Prov. Jatim, Direktur LPKIPI Prov. Jatim, TP PKK Bakorwil I – V Se-Jatim, 38 Ketua TP PKK Kab/Kota 17 Sekretaris TP PKK Kab/Kota. Turut mendampingi beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *