Bisnis

Terancam Punah, Taman Safari Prigen Kampanye Harimau

94
×

Terancam Punah, Taman Safari Prigen Kampanye Harimau

Sebarkan artikel ini

PASURUAN-PRIGEN (Suarapubliknews.net) – Tepat pada 29 Juli menjadi peringatan Hari Harimau sedunia atau Global Tiger Day. Taman Safari Prigen (TSP) menggelar kampanye harimau dengan berbagai kegiatan seperti keeper talk, IG Challenge, hingga feeding tiger di exhibit.

General Manager TSP, Diaz Yonadie mengatakan melalui kampanye ini masyarakat diajak untuk memulai komitmen pelestarian harimau. Masyarakat diharapkan semakin paham tantangan konservasi yang saat ini semakin kritis.

“Indonesia sebenarnya memiliki tiga subspecies harimau, yaitu Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica), Harimau Bali (Panthera tigris balica) dan Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae). Namun yang tersisa saat ini hanya Harimau Sumatera,” katanya.

Ada sembilan sub species harimau di dunia, yaitu Harimau Jawa, Bali, Kaspia, Sumatera, Benggala, Siberia, Malaya, China Selatan dan Indochina. Tiga di antaranya telah punah yaitu Harimau Bali, Harimau Jawa dan Harimau Kaspia.

Manager Edukasi TSP, Eko Windarto menambahkan Harimau Sumatera masuk dalam status Kritis (Critically Endangered). Berdasarkan data tahun 2004, jumlah populasi Harimau Sumatera di alam bebas hanya sekitar 400 individu saja.

“Harimau Sumatera menghadapi dua jenis ancaman untuk bertahan hidup. Pertama, mereka kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi dan terancam oleh perdagangan ilegal dimana bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan harga tinggi di pasar gelap untuk obat-obatan tradisional, perhiasan, jimat, dan dekorasi,” tambahnya.

Sedangkan di alam liar, Harimau Sumatera hanya dapat ditemukan di Pulau Sumatera, Indonesia. Sementara semakin hari, habitat aslinya pun terusik dengan adanya pengalihan lahan hutan menjadi bisnis yang dinilai menguntungkan oleh oknum.

Dengan event Global Tiger Day ini, Taman Safari Prigen berkomitmen dalam pelestarian harimau dengan adanya dua species harimau yakni Harimau Sumatera dan Benggala. Sebagai Lembaga Konservasi, TSP mempunyai fungsi utama pengembangbiakan terkontrol dan/atau penyelamatan satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.

Di sisi lain, TSI Group memiliki kontribusi dalam konservasi satwa liar Indonesia khususnya Harimau Sumatera dengan melakukan penyelamatan Harimau Sumatera bermasalah di habitatnya, baik program relokasi maupun translokasi.

“Membangun fasilitas breeding dan Genome Resorce Bank untuk Harimau Sumatera di TSI-Bogor pada tahun 2000 dan melakukan pelepasliaran kembali terhadap delapan Harimau konflik ke habitat aslinya di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Sumatera,” jelasn Eko Windarto.

Kemudian melakukan pelatihan mengenai restrain dan handling Harimau sumatera kepada dokter hewan di lingkungan BKSDA seluruh Sumatera (bekerjasamadengan PHKA, Forum Harimau, ZSL serta membuat buku panduan mengenai penanganan konflik Harimau sumatera (bekerjasama dengan PHKA, Forum Harimau, ZSL).

“Mengawali program Global species Management Plan (GSMP) untuk Harimau Sumatera pada tahun 2016. Bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, IUCN-SSC, LSM, dan kebun binatang di seluruh dunia,” tandasnya. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *