SURABAYA (Suarapubliknews) – Ketua DPC PPP Kota Surabaya, Drs H Buchori Imron, yang juga Caleg Dapil 1 untuk DPRD Kota Surabaya memastikan jika polemik dengan pihak Satpol-PP soal APK (Alat Peraga Kampanye) miliknya sudah selesai dengan damai.
Buchori Imron mengatakan jika polemik tersebut dipicu oleh beredarnya rekaman video tindak kekerasan dari salahsatu tim suksesnya kepada pihak Satpol PP akibat penurunan APKnya.
“Konon katanya sudah damai itu. Sudah rangkul-rangkulan saling meminta maaf. Semalam yang diduga melakukan tindak kekerasan sudah menghadap ke saya,” kata Buchori, Sabtu (16/2/2019).
Terkait pernyataan pihak Satpol PP yang akan melaporkan dugaan tindak kekerasan itu kepada polisi, Buchori yang juga menjabat sebagai ketua DPC PPP Surabaya memastikan akan tunduk pada hukum yang berlaku.
“Dari saya memastikan akan mengikuti perkembangan. Sudah ada yang urus itu,” ujarnya.
Buchori pun meminta agar semua pihak tidak lagi menyebarkanluaskan video dugaan tindak kekerasan itu. “Mari lah kita jaga kondusifitas jelang Pemilu 2019 ini,” tuturnya.
“Kalau video itu terus viral dan menimbulkan gejolak, ini berarti kan kita tidak menciptakan semangat Pemilu yang damai. Saya pun menyayangkan pihak-pihak yang menjadikan video itu viral,” tambah Buchori.
Di sisi lain, Buchori pun meminta jajaran pemerintah dan penyelenggara serta pengawas Pemilu untuk bersikap bijak dan adil. “Kejadian ini kan dipicu adanya dugaan ketidakadilan dalam penertiban APK,” tegasnya.
“APK saya itu kan menjorok ke dalam, tidak di pinggir jalan. Ada pula beberapa APK milik orang lain. Tapi kenapa hanya punya saya dan beberapa caleg PPP lainnya yang dicopot, tidak hanya dicopot, bahkan dirobek juga? Jadi saya harap kedepannya semua pihak lebih bijak lagi agar konflik tidak perlu seperti ini tak perlu muncul,” pungkas Buchori. (q cox)