SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) terus berkomitmen dalam mewujudkan akselerasi transformasi sistem ekonomi unggulan dan pertumbuhan inklusif berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat. Berbagai strategi inovatif dan program terpadu dipaparkan oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dalam acara virtual assessment TPAKD Award 2025 di Ruang Kerja Walikota, Rabu (11/6/2025).
Dalam paparannya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan bahwa salah satu fokus utama Pemkot Surabaya adalah melindungi masyarakat dari risiko pinjaman online (pinjol) ilegal dan praktik rentenir. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya menginisiasi program penyaluran kredit melalui Puspita PT BPR Surya Arta Utama. Program ini menjadi garda terdepan, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta sektor padat karya, untuk menyediakan alternatif pembiayaan yang aman dan terjangkau.
“Kami sampaikan, kalau ingin meminjam sesuatu atau uang untuk pergerakan ekonomi, pinjamlah di kredit kami di Puspita BPR. Kami turun ke semua lapisan masyarakat agar masyarakat juga terbiasa dan mengerti supaya tidak terjerat beban pinjol,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi.
Menurutnya, program ini juga memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat agar memilih jalur pembiayaan yang legal dan resmi, sekaligus membangun budaya keuangan yang sehat.Selain itu, Wali Kota Eri Cahyadi juga mendorong percepatan transformasi ekonomi melalui pembayaran digital atau nontunai. Salah satu inovasi yang digencarkan adalah program KatePay bagi pelajar SD-SMP, yang menggunakan Kartu Identitas Anak (KIA) sebagai metode pembayaran di lingkungan sekolah dan alat transportasi umum. Tujuannya adalah membangun kesadaran finansial dan kebiasaan transaksi nontunai sejak dini.
“Ini kami lakukan, kalau di tempat kami yang terkait dengan pembayaran gaji dan lain-lainnya juga langsung masuk ke bank, tidak kami terima secara manual. Kami memang belajar betul untuk mengurangi yang tidak menggunakan digital,” jelasnya.
Wali Kota Eri Cahyadi berharap, kebijakan ini dapat mengurangi ketergantungan pada uang tunai dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang transaksi digital, yang sejalan dengan visi Surabaya sebagai kota cerdas.
Di samping itu, Pemkot Surabaya juga fokus pada optimalisasi produk dan layanan keuangan untuk memberikan proteksi finansial dan pilihan investasi yang aman bagi masyarakat. Melalui kolaborasi dengan Pegadaian dan BPJS Ketenagakerjaan, diluncurkan program Tabungan Emas dan Jaminan Ketenagakerjaan.“Terbukti dari capaian Tabungan Emas yang mencapai Rp 743 juta dan BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 8 miliar, menunjukkan tingginya minat dan kepercayaan masyarakat terhadap program ini,” imbuhnya.
Wali Kota Eri Cahyadi juga menekankan, pentingnya literasi dan edukasi akses keuangan kepada masyarakat dan pelaku usaha mikro dalam akselerasi transformasi ekonomi digital ini. Melalui program Padat Karya, Pemkot Surabaya memberikan pemahaman komprehensif tentang pentingnya literasi keuangan dan manfaat digitalisasi.
“Ketika sudah menggunakan digitalisasi, kami lakukan literasi dan edukasi akses keuangan, maka pertumbuhan ekonomi itu sangat cepat. Sehingga, kita bisa mengontrol mana yang lemah harus kita kuatkan, mana yang perlu kita tingkatkan lagi itu akan mudah kita jalankan dan mengambil sebuah kebijakan,” papar dia.
Bentuk konkret lainnya dalam ekonomi digital adalah ajakan kepada masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi e-Peken, sebuah market daring yang menyediakan berbagai kebutuhan dengan harga bersaing.“Aplikasi ini diharapkan menjadi sarana transaksi yang aman dan terpercaya, sekaligus memperluas jangkauan pasar bagi UMKM lokal,” terangnya.
Dengan berbagai program terpadu yang digagas, Wali Kota Eri Cahyadi optimis dapat terus menekan angka kemiskinan dan pengangguran, serta membebaskan masyarakat dari jerat pinjol. “Komitmen ini membuahkan hasil nyata dengan penurunan angka kemiskinan di Surabaya menjadi 1,6% pada tahun 2024, salah satunya berkat program kerja TPAKD yang fokus pada akselerasi transformasi ekonomi,” tandasnya.
Program-program Pemkot Surabaya ini, mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur Yunita Larasati, yang hadir mendampingi Wali Kota Eri Cahyadi pada virtual assessment TPAKD Award 2025.“Transaksi QRIS bersama Pemkot Surabaya juga sangat baik, dan ini dibantu oleh Pemkot dalam sosialisasi pembayaran cashless atau nontunai ke sekolah, perkantoran, dan lain-lain,” ungkapnya.
Pihaknya bersama Pemkot Surabaya secara aktif bekerja sama dalam memberikan literasi keuangan kepada masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat dapat memahami pengelolaan keuangan dan dapat mengakses produk keuangan seluas-luasnya. “Kami bekerja sama memberikan literasi keuangan bersama Pemkot Surabaya, sehingga masyarakat dapat lebih memahami dan bijak dalam memilih produk keuangan, baik produk simpanan, pinjaman maupun investasi,” jelas Yunita. (q cox)