KAB KEDIRI (Suarapubliknews) – Menjadi tukang ojek kendaraan roda dua (sepeda motor) adalah profesi yang sangat menjanjikan secara ekonomi bagi warga lereng Gunung Kelud Kabupaten Kediri, karena wisatawan yang berkunjung hanya bisa sampai di rest area jika menggunakan kendaraan roda empat jenis apapun.
Namun hebatnya, para wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan yang indah sekaligus menikmati sensasi jalur ekstrim saat menggunakan jasa para tukang ojek Gunung Kelud. Itupun dengan tarif jasa antar yang terjangkau dengan bonus pelayanan yang sopan dan bersahabat.
Uniknya lagi, para tukang ojek ini hampir semuanya menggunakan jenis motor 4 tak dengan tahun jadul, namun secara kekuatan memang handal dan sudah teruji jika dibandingkan dengan jenis motor baru saat ini, apalagi jenis matic.
Suryono (46) tukang ojek wisata Gunung Kelud mengatakan jika sepeda motor miliknya diakui sangat tangguh untuk melintasi medan seperti tanjakan dan juga untuk menelusuri jalan berbatu (makadam).
“Meskipun motor jadul “mas” tapi kalau buat menanjak seperti di Gunug Kelut, motor saya ini bisa diandalkan,” Ucap Suryono Kepada Suarapubliknews.net. Senin (29/7/2024)
Kata Suryono, jumlah tukang ojek di Wisata Gunung Kelud itu ada sekitar 160 orang, yang mereka merupakan warga Desa Sugiwaras, Kecamatan Ngancar Kediri yang tentu lokasinya berada di area lereng wisata Gunung Kelud.
Menurut dia, sampai saat ini lokasi Wisata Gunung Kelut tidak seramai sebelum masa Covid-19, namun menjadi tukang ojek tetap disyukuri karena hasilnya bisa buat tambahan penghasilan, selain menunggu hasil panen tanaman pertaniaan jenis buah Nanas.
Untuk itu, dia bersama teman-teman se profesinya berharap agar lokasi wisata yang saat ini kondisinya rusak akibat erupsi bisa segera diperbaiki, yakni akses jalan setapak menuju kawah kecil yang sebelumnya bisa digunakan untuk mandi bagi para wisatawan.
“Kami berharap mudah-mudahan ada perbaikan di salah satu objek wisata Kawah Kelud yang rusak akibat erupsi, sehingga bisa menarik kembali wisatawa dan ramai seperti dulu. Sukur-sukur lagi kalau ditambah wahana dan lokasi wisata baru,” Pungksnya. (q cox, Iwan)