SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak seluruh tenant yang ada di PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) untuk saling bersinergi, dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kota Pahlawan. Secara khusus, Wali Kota Eri meminta para pemilik perusahaan atau pabrik-pabrik yang ada di kawasan industri SIER untuk merekrut warga Surabaya.
Teknisnya, dengan menggandeng Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kota Surabaya untuk mencari tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai yang diinginkan. “Saya terkadang merasa sedih, saat membuka atau memberikan izin investasi baru seluas-luasnya, tapi yang bekerja bukan orang Surabaya. Karena investasinya di Surabaya, harusnya yang bekerja mayoritas juga orang Surabaya,” kata Wali Kota Eri, saat memberikan pengarahan dalam acara Navigating The Human Resources Landscape: Exploring Future Trends In Industry, di Hall Basrani Rizal, Wisma SIER Surabaya, Kamis (27/7/2023).
Wali Kota Eri mengungkapkan di depan perwakilan tenant dan investor kawasan industri SIER, selama ini memang tidak ada kerjasama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan perusahaan dalam mencari tenaga kerja. Oleh sebab itu, ia menawarkan konsep link and match pencarian tenaga kerja yang melibatkan Pemkot Surabaya melalui Disperinaker.
“Jika perusahaan di SIER membutuhkan tenaga kerja, bisa menghubungi Disperinaker. Selanjutnya Disperinaker akan mencari dan memberikan pelatihan sesuai yang dibutuhkan perusahaan. Dengan begitu, jika warga Surabaya yang sudah diberikan pekerjaan itu tidak bekerja dengan baik, bisa ikut memberikan peringatan keras juga, tidak hanya perusahaan saja,” ungkapnya.
Wali Kota Eri kemudian memberikan apresiasi salah satu perusahaan di kawasan SIER yang lebih 80 persen karyawannya adalah orang Surabaya yakni PT Sampoerna. Bahkan perusahaan tersebut juga sangat gencar memberikan corporate social responsibility (CSR) untuk warga Kota Pahlawan.
“Seperti Sampoerna itu, bagus komunikasinya. Saya dorong pengelola kawasan industri SIER untuk aktif sosialisasi dan mengumpulkan data, berapa jumlah orang Surabaya dan luar Surabaya yang bekerja di tenant-tenant SIER. Dengan begitu, saya bisa tahu berapa orang Surabaya yang bekerja di kawasan industri SIER. Biar juga pemerintah bisa adaptasi dan melakukan pelatihan, tenaga kerja bagaimana sih yang dibutuhkan di industri-industri ini. Kalau perlu kesesuaian kurikulum khususnya pendidikan vokasi agar yang diinginkan dunia usaha dan industri sesuai dengan kualifikasi pendidikan,” ujarnya
Wali Kota Eri berharap, dengan cara tersebut bisa mengurangi jumlah keluarga miskin di Kota Surabaya. “Saya berharap ada sinergitas antara Pemkot Surabaya dengan investor. Sebab, tujuan utama dibukanya investasi adalah untuk mengurangi kemiskinan. Caranya dengan mengambil tenaga kerja dari penduduk sekitar perusahaan itu berdiri,” harapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT SIER Didik Prasetiyono mengatakan, SIER siap melakukan sinergi dengan Pemkot Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Pasuruan, dimana tempat tersebut merupakan kawasan industri yang juga dikelola oleh PT SIER.
“Tantangannya tentu adalah pemenuhan kualifikasi pekerja, bila ada yang berdomisili dekat industri akan sangat membantu. Menjadi tanggung jawab bersama untuk peningkatan kualitas pendidikan, dan pelatihan keterampilan tenaga kerja tersedia. Keinginan kita tentunya sama dengan yang Pak Wali Kota sampaikan, industrialisasi bisa mengurangi kesenjangan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga ini. (Q cox)