SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Nuansa sejarah dan seni berpadu hangat dalam pembukaan pameran sketsa bertajuk “Urban Echoes: Sketches from Surabaya’s Old Streets” yang digelar di The Arch Bistro, Kokoon Hotel Surabaya. Pameran ini mengajak pengunjung menelusuri kembali jejak jalan-jalan lama Kota Surabaya melalui karya sketsa urban yang sarat nostalgia.
Pameran menampilkan karya-karya Stefanus Nuradhi, seorang sketsator yang dikenal dengan goresan sederhana namun ekspresif. Lewat setiap sketsa, wajah Surabaya tempo dulu dihadirkan kembali—mulai dari sudut jalan, bangunan bersejarah, hingga atmosfer kota yang perlahan tergerus zaman. Karya-karya tersebut menjadi jendela ingatan yang menghubungkan masa lalu dengan kehidupan kota masa kini.
Assistant Marcomm Manager Kokoon Hotel Surabaya, Tegar Kanugran, mengatakan bahwa pameran ini merupakan bagian dari komitmen hotel dalam menghadirkan pengalaman berbeda bagi para tamu.
“Melalui pameran ini, Kokoon Hotel Surabaya ingin berkontribusi dalam meningkatkan daya tarik wisata kota, sekaligus memperkuat kesan heritage yang menjadi identitas kuat Kokoon Hotel Surabaya,” ujarnya.
Acara pembukaan dikemas dalam format mini talkshow yang berlangsung hangat dan interaktif. Sejumlah komunitas pecinta sejarah, seniman dan pelukis, pelaku usaha, hingga perwakilan pemerintahan turut hadir dan memberikan apresiasi terhadap upaya pelestarian sejarah kota melalui medium seni.
Dalam sesi tersebut, Stefanus Nuradhi membagikan kisah perjalanannya sebagai sketsator serta alasan memilih tema Surabaya tempo dulu. Ia menuturkan bahwa sketsa bukan sekadar karya visual, melainkan media untuk merawat ingatan kolektif kota dan mengajak masyarakat kembali menaruh perhatian pada nilai-nilai heritage yang semakin jarang disadari.
Pameran “Urban Echoes: Sketches from Surabaya’s Old Streets” berlangsung hingga 28 Desember 2025 dan mengambil lokasi di area lobi serta restoran Kokoon Hotel Surabaya. Pameran ini terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya, menjadikannya alternatif destinasi seni bagi wisatawan, tamu hotel, maupun warga Surabaya. Sejumlah karya sketsa juga tersedia untuk dibeli, memberi kesempatan bagi kolektor dan pecinta seni untuk membawa pulang potongan cerita Kota Pahlawan.
Ia menambahkan, Kokoon Hotel Surabaya juga ingin memperkuat posisinya sebagai hotel yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat menginap, tetapi juga sebagai ruang galeri dan museum, selaras dengan karakter bangunan yang memiliki nilai seni dan sejarah.
Dengan atmosfer heritage yang kental dan sentuhan seni urban, pameran ini diharapkan tidak hanya menjadi ruang apresiasi seni, tetapi juga menghadirkan sudut pandang yang lebih personal dan berkesan dalam menikmati Surabaya. (q cox, tama dini)












