SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Terkait cagar budaya yang telah dibongkar oleh pemiliknya (Jayanata) beberapa hari yang lalu, sepertinya akan terus menjadikan Pemkot surabaya yang dalam hal ini Disbudpar dan tim cagar budaya sebagai obyek kesalahan.
Disbudpar Kota Surabaya dinilai lemah pengawasan, sementara tim cagar budaya dengan pimpinan Prof. Aminudin Kasdi dianggap bekerja asal karena sebelum menentukan dan melabel cagar budaya terhadap bangunan kuno yang ada di Jl Mawar Surabaya tidak disertai kajian teknis dan akademis.
Tidak kalah pedasnya, Vinsensius Awey anggota Komisi C DPRD asal partai Nasdem yang dikenal vokal ini juga sangat menyayangkan sikap Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya yang menurutnya apriori (masa bodoh-red) dengan kejadian pengrusakan salah satu bangunan cagar budaya di Kota Surabaya.
“Pada saat tanaman taman kota di Bungkul terinjak-injak masa penggemar salah satu produk ice cream, Bu Risma mencak-mencak, tetapi saat cagar budaya dibongkar dengan sengaja, kok tidak terlihat lagi sikapnya seperti itu, makanya saya tunggu mencak-mencaknya bu Risma,” tandasnya. Senin (9/5/2016)
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi C DPRD Surabaya, seluruh anggota dewan mencecar dengan berbagai pertanyaan pedas bahkan beberapa juga menghakimi Wiwik Widayati sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya sebagai pejabat yang lemah dibidang pengawasan.
Hal ini dikatakan Agung Parsodjo Sekretaris Komisi C DPRD Surabaya asal Golkar yang meminta agar Wiwik menyebutkan daftar nama pengawas cagar budaya. “Kalau memang ada, tolong ibu menyebutkan siapa saja yang menjadi tim pengawas cagar budaya di tempat anda?,” ucapnya.
Tidak bisa menjawab pertanyaan ini, Wiwik berusaha mengelak dengan jawaban normatif bahwa pengawasan bangunan cagar budaya dilakukan secara bareng-bareng dengan sejumlah SKPD terkait. (q cox)