SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Kali pertama dua cagub Jatim yakni Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa memaparkan visi misi dan program jika terpilih dalam Pilgub Jatim 2018 di hadapan sejumlah pengurus partai PPP se Jatim, nampaknya mendapat kritik tajam dari kalangan akademisi karena belum menyentuh pada subtansi.
Bahkan pengamat komunikasi politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Mochtar W Oetomo mengatakan paparan visi misi Khofifah maupun Gus Ipul sapaan akrab Saifullah Yusuf masih fokus pada kemasan bukan subtansi, sehingga ujung-ujungnya hanya akan saling sindir dan menjatuhkan.
“Kalau paparan visi misi menyentuh pada isi dan substansi maka otomatis akan bisa melibatkan masyarakat untuk ikut dalam proses politik yang bernas,” terang Mochtar W Oetomo saat dikonfirmasi Senin (4/12/2017) kemarin.
Di tegaskan Mochtar, harusnya setelah masing-masing pasangan calon berhasil mendapatkan rekom dari parpol dan sudah memenuhi persyaratan untuk maju Pilgub Jatim, maka pemberitaan ke dua pasangan calon tidak lagi terkonsentrasi pada klaim dukungan tetapi mulai digeser ke arah pertarungan ide dan gagasan tentang bagaimana memajukan dann mensejahterakan masyarakat Jatim ke depan.
“Paparan visi misi Khofifah lebih rinci karena DPP PPP condong mendukung Mensos sebagai Cagub Jatim. Sebaliknya karena Gus Ipul tahu tak akan mendapat rekom, otomatis visi misi aslinya tak dibeber secara lugas karena ada ke khawatiran di contoh lawan,” ungkap Mochtar.
Khusus soal jiplak menjiplak program nasional dalam visi misi cagub, kata Mochtar itu sah saja dilakukan karena di banyak daerah dan provinsi juga demikian. Dicontohkan, di Jakarta, Riau dan Kaltim tidak dipersoalkan program (kartu pintar dan kartu sehat) yang sudah dijalankan pemerintah pusat juga dijalankan oleh daerahnya. “Yang penting itu berpihak kepada rakyat,” pungkasnya. (q cox, U)
