SURABAYA (Suarapubliknews) – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 H / 2020 M, yang berlangsung di tengah masa pandemi Covid-19, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak masyarakat untuk tetap berkurban secara online.
“Berkurban secara online, tidak menghalangi semangat masyarakat dalam menjalankan ibadah di tengah keterbatasan selama pandemi. Mudah-mudahan dengan adanya kurban online bisa memungkinkan lebih banyak masyarakat untuk menjalankan kurban,” katanya saat menghadiri Pencanangan Gerakan Teladan Berkurban Nasional secara daring di Gedung Negara Grahadi.
Dengan kondisi pandemi saat ini, dimana membuat masyarakat sulit untuk menunaikan ibadah kurban. Selain karena faktor melemahnya perekonomian, juga sebagai upaya pemenuhan protokol kesehatan untuk tetap menjaga jarak satu sama lain. Oleh sebab itu, kegiatan berkurban secara online dirasa bisa menjadi pilihan yang cukup aman bagi masyarakat.
Dalam acara yang dilaksanakan secara seremonial di Kab. Purbalingga itu, orang nomor dua Jatim ini menyampaikan rasa terima kasih sekaligus bangga. Pasalnya, pada kegiatan yang berkolaborasi dengan bukalapak ini, Jawa Timur terpilih menjadi salah satu wilayah yang menjadi tempat pendistribusian hasil kurban. “Semoga kerjasama dengan seluruh elemen ini, bisa terus berjalan kedepannya,” imbuh Emil Dardak.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla mengatakan, gerakan ini merupakan sebuah langkah baik dan solutif bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim dalam menyambut Hari Raya Idul Adha 1441 H ditengah pandemi covid-19.
“Masyarakat tetap bisa berkurban secara online, seperti zakat yang bisa ditransfer. Maka, berkurban juga bisa dilakukan dengan membayar lewat transfer kepada pihak yang amanah. Semoga gerakan ini bisa semakin luas, sehingga semakin banyak yang berkurban,” katanya.
Sementara itu, Menteri Agama RI, Fachrul Razi mengatakan, gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan tingkat konsumsi daging di Indonesia yang saat ini masih sangat rendah, yakni rata-rata 2,6 kg/kapita. Angka tersebut berada dibawah beberapa negara lain di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam yang rata-rata mencapai 4,5 kg/kapita.
“Saya sangat mengapresiasi gerakan ini, sebab potensi ekonomi yang bisa dihasilkan dari hewan kurban ini sangat tinggi. Selain itu, juga ibadah idul qurban ini adalah refleksi ketakwaan dan kesolehan sosial seorang muslim, kemudian idul qurban juga memiliki dampak yang sangat besar dari sisi peningaktan konsumsi daging halal dan penguatan ekonomi umat,” katanya.
Gerakan ini sangat penting, karena meskipun bangsa ini tengah menghadapi pandemi covid-19, namun gelombang antusiasme masyarakat untuk berkurban masih tinggi. Disamping itu, juga banyak masyarakat, khususnya kaum dhuafa dan orang miskin, yang membutuhkan bantuan daging qurban.
“Banyak masyarakat yang butuh bantuan daging kurban, meskipun pada prinsipnya boleh dimakan oleh orang yang berkurban, termasuk dibagi ke tetangga. Tapi, di situasi sekarang, sangat dianjurkan untuk membagikan daging kurban kepada masyarakat miskin, dan kaum dhuafa. Jadi, mari kita terus tingkatkan berzakat, infak, sedekah, dan kedermawanan untuk mereka yang membutuhkan,” pungkasnya. (q cox, tama dinie)