SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menjadi moderator dalam Sarasehan Ekonomi, Keuangan Syariah bersama Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin di Ballroom Hotel Sheraton Surabaya, Rabu (30/8).
Dalam kesempatan tersebut, Wagub Emil Dardak menyatakan keseriusan dan kesiapan Jawa Timur dalam upaya peningkatan ekonomi syariah di Indonesia, utamanya melalui akselerasi program kerja dari pemerintah pusat hingga ke daerah. Salah satunya adalah dengan pembentukan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) yang merupakan perpanjangan tangan dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
“Ini saatnya kita untuk bergerak cepat dan mengakselerasikan semuanya. Sebagai salah satu wujud komitmen Ibu Gubernur Khofifah dan kami dalam menjalankan kesinambungan kebijakan, adalah pembentukan KDEKS Jawa Timur,” ungkapnya
Wagub Emil Dardak yang juga menjabat sebagai Ketua Harian KDEKS Jatim menyatakan bahwa Jawa Timur sebagai provinsi dengan perekonomian tertinggi kedua setelah DKI Jakarta, memiliki potensi luar biasa untuk pengembangan ekonomi syariah. Hal ini didukung dengan kinerja ekonomi Jatim pada Triwulan II 2023 yang telah tumbuh sebesar 5,24% (yoy), berdasarkan data BPS Jatim.
“Jawa Timur menyumbang seperenam perekonomian Indonesia. Tentunya kami ingin membangun ekonomi dan keuangan syariah sebaik mungkin, di bawah bimbingan langsung Bapak Wapres. Kami juga ingin terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,24% ini,” tuturnya.
Untuk itu, melalui forum yang dihadiri ratusan insan ekonomi syariah Jatim dari berbagai kelompok ini, Wagub Emil berharap dapat menjadi forum untuk saling bertukar informasi, pengalaman, dan gagasan tentang perkembangan dan tantangan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Timur.
“Jadi semuanya hari ini berkumpul dari KDEKS, MES, pebisnis, perwakilan perbankan hingga para akademisi, bersama-sama mendapatkan arahan langsung dari Pak Wapres. Yang pertama untuk memperkuat kolaborasi, kedua tumbuhkan jiwa wirausaha, dan ketiga infrastruktur halalnya agar lebih dioptimalkan,” jelasnya.
Selain sarasehan, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan peresmian Zona Kuliner Halal, Aman dan Sehat (KHAS) Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) oleh Wapres RI Ma’ruf Amin.
Merespon hal tersebut, Wagub Emil menyebut bahwa peresmian Zona HAS ini merupakan wujud nyata atas komitmen Pemprov Jatim untuk memperluas capaian target dalam penyediaan kuliner halal di Jawa Timur.
“Kita tahu misalnya di kampus ini banyak umkm-umkm yang membuka gerai kuliner. Jadi yang dimaksud KHAS ini, mulai dari bagaimana tempat cuci piringnya, limbahnya hingga _sourching_ makanannya harus berlabel halal, aman dan sehat,” ujarnya.
Hal ini disebutnya sesuai dengan arahan Wapres RI Ma’ruf Amin untuk tetap menjaga kualitas selain konfirmasi halal dari makana yang disajikan. “Halal itu penting tapi tetap harus dipastikan halal itu berkualitas. Misal ini halal tapi tidak bersih, namanya mendegradas,” tegasnya.
Sementara itu, Wapres RI Ma’ruf Amin menyatakan rasa senangnya setiap kali berkunjung ke Jawa Timur. Menurutnya, selalu ada perkembangan baru yang positif. Hal ini menjadi cerminan konsistensi masyarakat Jawa Timur, khususnya dalam menggerakkan sektor ekonomi dan keuangan syariah. Selain sebagai penggerak kemajuan ekonomi keuangan syariah, peran Jatim juga terlihat dalam pemulihan ekonomi nasional pascapandemi.
“Semuanya bisa diraih karena adanya kebijakan dan program berkearifan lokal, yang dikerjakan secara kolektif dan sinergis, melibatkan berbagai pemangku kepentingan di wilayah Jawa Timur hingga di tingkat pusat.” terangnya.
Atas keberhasilan tersebut, Wapres Ma’ruf Amin juga mengingatkan bahwa ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bersama guna memperkuat ketahanan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah.“Pertama, perluas jejaring ekosistem yang kolaboratif dan kondusif. Gandeng lebih banyak perguruan tinggi, pesantren, asosiasi, ormas, media, dunia usaha dan industri, perbankan, serta pihak-pihak terkait lainnya,” tegasnya.
Selain itu, Wapres RI juga menyoroti kesuksesan program One Pesantren One Product atau OPOP di Jawa Timur. Kemandirian ekonomi santri, pesantren, dan masyarakat sekitar niscaya akan meningkatkan kesejahteraan umat.
“Keunikan program OPOP adalah mekanisme dan jenis produk yang disesuaikan dengan potensi unggulan lokal. Dalam banyak kesempatan, saya mendorong agar komunitas pesantren di Indonesia mampu melahirkan mujahid, atau pejuang ekonomi,” katanya.
Di akhir, ia juga menyampaikan apresiasi atas diresmikannya Zona KHAS (Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat) di kampus ITS. “Semoga seterusnya makin banyak kemunculan Zona KHAS di seluruh pelosok Indonesia, demi menghadirkan kenyamanan dan keamanan konsumsi produk halal bagi masyarakat,” pungkasnya. (q cok, tama dini)