SIDOARJO, (Suarapubliknews) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan arti penting ekonomi yang berlandaskan gotong royong dan kekeluargaan terlebih di masa pandemi saat ini.
Dirinya mengatakan perlunya semangat kebersamaan, gotong royong dan kekelurgaan untuk memulihkan perekonomian yang terdampak Covid-19. Dan hal tersebut ada dalam koperasi.
“Di tengah pandemi covid-19 semakin menyadarkan kita pentingnya ekonomi yang dilandasi oleh semangat gotong royong dan kekeluargaan,” katanya saat menghadiri pengukuhan pimpinan Dewan Koperasi Indonesia wilayah Jawa Timur (Dekopinwil Jatim) masa jabatan 2020 – 2025 di Graha Dekopinwil Jatim, Jl. Raya Bandara Juanda.
Sinergitas dan kolaborasi semua pihak sangat diperlukan untuk bersama-sama berupaya membangkitkan kembali roda perekonomian yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
“Karena kalau tanpa gotong royong, orang mau cari selamat sendiri, cari untung sendiri ya susah, program pemerintah apapun yang itu untuk menggerakkan ekonomi tidak bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Dirinya menjelaskan, bahwa pemerintah saat ini telah memberikan banyak bantuan sosial dan insentif kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat dapat membelanjakannya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga, aktifitas ekonomi tetap bergerak, UMKM dan koperasi bisa tetap berjalan dan perlahan memulihkan keadaan perekonomian di Jatim.
Oleh sebab itu, Wagub Jatim yang pernah menjabat Bupati Trenggalek ini mengharapkan kepada pimpinan Dekopinwil Jatim yang baru dikukuhkan dapat merangkul kemitraan dengan Pemprov Jatim untuk membangun perekonomian dan bersama-sama mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
“Jadi koperasi ini akan menjadi mitra utama, telah, dan akan terus menjadi mitra utama dalam program pemulihan ekonomi nasional baik di pusat maupun juga program pemulihan ekonomi nasional yang kita jalankan di Jawa Timur,” tuturnya.
Selain itu, Wagub Emil berpesan agar koperasi-koperasi di Jawa Timur dapat mewujudkan kemandirian dalam perjalanannya membangun perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Karena ia menilai, kemandirian dan kekeluargaan telah tertanam dalam nilai koperasi itu sendiri.
“Koperasi sebagai solusi menjadi wadah untuk kita bisa melakukan kegiatan secara produktif tetapi semangatnya adalah gotong royong, jadi tentunya mandiri secara ekonomi, betul seperti dalam marsnya swakerta swasembada. Tetapi di sisi lain motifnya tidak murni mencari keuntungan semata tetapi kemanfaatan diatas segala-galanya, kemanfaatan yang berkelanjutan atau mandiri,” urainya.
Wagub Emil menambahkan bahwa pondok pesantren (ponpes) yang ada di Jatim jumlahnya mencapai ribuan dan ada peluang bagaimana ponpes dapat mandiri dengan memiliki usaha sendiri yang nantinya akan menopang keberlangsungan ponpes tersebut.
Melalui Dinas Koperasi dan UKM, Pemprov bisa memberikan bantuan modal dengan syarat melalui koperasi ponpes. Namun sayangnya masih banyak yang belum dapat memenuhi persyaratan. Selain itu juga ada One Pesantren One Produk (OPOP) juga diharapkan bisa menjadi upaya untuk mewujudkan kemandirian pesantren.
“Kami yakin bersama Dekopinwil Jawa Timur kita bisa membenahi ini sehingga tahun depan kita bisa lebih luas dan efektif mengkaryakan dan memberdayakan jejaring koperasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia Dr. Sri Untari Bisowarno berpesan kepada pimpinan Dekopinwil Jatim yang baru agar berfokus pada pemeringkatan koperasi, digitalisasi dalam koperasi, transformasi kultur untuk memiliki mindset koperasi berkinerja tinggi. Selain itu ia juga meminta agar Dekopinwil Jatim membangun sinergi dan berpartner dengan Pemprov Jatim dalam mengurangi kemiskinan dan mengurangi angka pengangguran di Jatim.
“Koperasi itu di dalam lagunya sudah berbunyi tadi, swakerta swasembada berarti kita yang harus bisa mampu membuat kemandirian di dalam diri kita sendiri, kita berkumpul disini bersama-sama bagaimana untuk bisa mewujudkan kemandirian itu, saya mohon open minded, kreatifitasnya dikeluarkan inovasinya dikeluarkan jangan hanya menunggu diperintah tetapi lebih baik mempunyai inisiasi,” katanya. (q cox, tama dinie)