Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

Wagub Emil Sebut Kerukunan Agama dan Moderasi Beragam Di Jawa Timur Berjalan Dengan Baik

162
×

Wagub Emil Sebut Kerukunan Agama dan Moderasi Beragam Di Jawa Timur Berjalan Dengan Baik

Sebarkan artikel ini

KOTA MALANG (Suarapubliknews) ~ Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendampingi Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin dalam kunjungan kerjanya ke Universitas Islam Malang (Unisma) untuk memberikan kuliah umum, Jumat (19/1).

Dalam kesempatan tersebut, wagub yang akrab disapa Emil itu mengatakan bahwa tema “Quo Vadis Moderasi Beragama Dalam Bingkai Merawat Negara Kesatuan RI dan Peradaban Dunia” merupakan sesuatu yang sangat relevan.

“Alhamdulillah tema yang diangkat ini adalah isu sangat relevan. Mudah-mudahan ini bisa menunjukkan arah kita ke depan. Dan bagaimana Unisma sebagai perguruan tinggi yang berafiliasi NU menjadi kebanggaan bagi kita semua yang ada di Jawa Timur,” katanya.

Moderasi beragama dan kerukunan antar umat beragam di Jawa Timur, sebut Emil, selama ini berjalan dengan baik. Hal ini juga terlihat dari Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Jawa Timur mencapai 77,55.

“Alhamdulillah Indeks KUB Jatim lebih tinggi daripada rata-rata nasional di 76,02. Tentunya ini merupakan hasil dari sinergi dan ketokohan para pemuka agama, kyai, dan alim ulama yang luar biasa dalam bergandengan tangan dengan segenap masyarakat yang ada di Jawa Timur,” katanya.

Wagub Emil berharap, capaian ini dapat menjadikan Jawa Timur sebagai teladan dalam kerukunan umat beragama. Sehingga, keguyuban daerah semakin kuat. “Bu Gubernur selalu menekankan mutual respect dan mutual trust. Jadi saling menghormati dan saling percaya. Mudah-mudahan kita bisa menjadi oase dalam merawat kebhinnekaan,” lanjutnya.

Lebih jauh, mantan Bupati Trenggalek itu juga berpesan agar Unisma menargetkan capaian yang lebih tinggi lagi. Mengingat, Unisma telah menjadi pelopor Gerakan Anti Radikalisme. Mahasiswa dari 38 provinsi ada di Unisma, 40 lebih negara terwakili di Unisma.

“Maka jangan berpikir hanya menjadi model moderasi agama Indonesia. Unisma sudah harus berpikir untuk menjadi model moderasi agama di seluruh dunia. Inilah yang harus disasar Unisma ke depannya,” imbuhnya.

Di era digital di mana globalisasi semakin terwujud tanpa batas dan semakin cepat, mudah-mudahan Unisma bisa menjadi lentera dan cahaya teladan bagi masyarakat di Jawa Timur. “Bisa menjadi contoh bagaimana kita mendorong generasi muda yang berilmu dan senantiasa menjaga eksistensi NKRI,” pungkasnya.

Sementata itu, Wapres Ma’ruf Amin mengatakan bahwa moderasi agama sejalan dengan konsep Islam Wasathiyah. Yakni menghindari ekstremisme dan menjaga cara hidup seimbang sesuai dengan Al-Baqarah ayat 143.

“Maka moderasi agama itu berarti simbol keseimbangan kehidupan beragama dan bernegara, perisai penolak pendekatan sekuler dan negara yang diatur agama tertentu, serta menciptakan harmonisasi tanpa diskriminasi salah satu agama,” katanya.

Moderasi agama, sebut Ma’ruf, juga berarti berjalan secara harmonis dengan segala aspek kehidupan. Dalam konteks pendidikan, moderasi agama berarti meleburnya ilmu agama dengan teknologi maupun sains.

“Kita harus menyediakan mereka yang berilmu dalam agama, kalau tidak kita tidak bisa menjawab perubahan. Begitu juga kita harus lahirkan bukan cuma ulama, tapi juga sarjana, yang bisa memakmurkan bumi. Maka kita juga butuh mereka yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya.

Ma’ruf juga mengatakan bahwa moderasi agama merupakan bagian dari tiga tanggungjawab Nahdlatul Ulama. Yakni tanggungjawab keumatan, tanggungjawab kebangsaan, serta tanggungjawab kemanusiaan/global.

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Emil mendampingi Wapres Ma’ruf menandatangani prasasti peresmian Start-Up Education Center Unisma. Turut hadir dalam acara tersebut Rektor Unisma Prof. Maskuri. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *