SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ingin aset idle pemerintah kota (Pemkot) dimanfaatkan sebagai tempat pertanian hingga pariwisata. Hal tersebut, ia sampaikan saat paparan inovasi lelang jabatan aparatur sipil negara (ASN) di ruang sidang wali kota, Senin, (10/3/2025).
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Eri menyarankan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti agar pemanfaatan aset idle pemkot digunakan sebagai lahan pertanian hingga sarana pariwisata dimasukkan ke dalam daftar inovasi. Menurutnya, ada tiga tempat yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat pertanian dan sarana wisata, diantaranya Taman Hutan Raya Pakal, Balas Klumprik, dan Bangkingan.
“Kita itu punya tanah aset pemerintah banyak, ada Taman Hutan Raya Pakal, Balas Klumprik, Sememi dan banyak aset pemerintah kota lainnya. Ayo, sudah berkali-kali, kalau itu bisa dijadikan tempat pariwisata,” kata Wali Kota Eri.
Wali kota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu menyampaikan, agar lahan-lahan tidur tersebut dikonsep seperti tempat edukasi wisata pertanian. “Sehingga di situ bisa dijadikan tempat makan, setelah itu ada penginapanya, tapi lahan lainnya digunakan sebagai (ladang) jagung, sebagian lagi digunakan (ladang padi) sawah. Akhirnya nanti bisa jadi tempat edukasi sekalian,” ujar Cak Eri.
Cak Eri juga menyarankan, jika nantinya ada aset pemkot yang digunakan sebagai lahan pertanian dan pariwisata, maka bisa menggandeng investor. “Kalau (memakai) APBD ya ngga nggak kuat, nah itu bisa kerjasama dengan investor. Inovasi ini yang saya harapkan, sehingga Bu Antiek bisa mencari tanah mana saja yang idle bisa dikembangakan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala DKPP Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, konsep itu sebetulnya sudah diterapkan di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri. Di kawasan ini, DKPP Surabaya telah menambah area lahan pertanian sekaligus digunakan sebagai budidaya penanaman padi dan wisata.
“Nah nanti itu tinggal kami tambahkan sentra kulinernya, kami juga meminta kepada kecamatan meminta data warga miskin untuk mungkin perlu kami bina seperti yang berada di Kebun Raya Mangrove (KRM). Jadi kira-kira seperti itu yang diinginkan Pak Wali,” kata Antiek.
Di samping itu, Antiek menambahkan, tidak hanya mengembangkan lahan pertanian yang berada di Kelurahan Jeruk saja, akan tetapi DKPP juga akan mengembangkan konsep urban farming melalui Kampung Sayur. Nantinya di dalam Kampung Sayur itu akan ada tempat edukasi, sekaligus pertanian, budidaya perikanan, hingga peternakan.
“Kampung Sayur itu kan konspenya dia harus berproduksi, lebih dari satu sektor, boleh dia ada perikanannya, ada pertaniannya, peternakannya dan dia harus berproduksi secafa terus menerus juga harus ada kelembagaannya. Kemudian kita juga tingkatkan dan didik mereka (warga kampung) seperti yang kita lakukan di Mini Agro Romokalisari Adventure Land dan KRM, sehingga menjadi ajang edukasi,” pungkasnya. (q cox)