SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukuhkan Dewan Hakim sekaligus membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Surabaya tahun 2022. Ajang MTQ tersebut menjadi salah satu rangkaian Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 729.
Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan, selama ini apa yang diinginkannya akhirnya dapat terwujud. Sebab, tepat di tanggal 21 Mei 2022, Dewan Hakim resmi dikukuhkan sekaligus untuk membuka MTQ tingkat Kota Surabaya tahun 2022.
“Hari ini dibentuk Dewan Hakim dan sekaligus untuk menyambut HJKS ke 729, maka ada pembukaan MTQ Kota Surabaya yang mungkin beberapa tahun ini Surabaya tidak ada MTQnya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi dalam sambutannya.
Dengan dikukuhkannya Dewan Hakim, Wali Kota Eri Cahyadi berharap, Surabaya akan muncul talenta-talenta baru dalam MTQ, baik di tingkat provinsi maupun Nasional. Ia juga memastikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan support penuh terhadap penyelenggaraan MTQ.
“Pemkot Surabaya Insyaallah akan melakukan support penuh, bagaimana seluruh orang Surabaya bisa membawa nama kota ini menjadi kota santri melalui MTQ,” katanya.
Apabila hal itu terwujud, ia meyakini, ke depan Surabaya akan lebih cepat dalam menyelesaikan setiap masalah bukan dengan kekerasan atau paksaan. Sebab, dengan seringnya membaca MTQ, maka seseorang itu akan lebih mudah menerima masukan dan nasihat dari orang lain.
“Karena kalau sudah baca Tilawatil Qur’an, Insyaallah, saget gampang nerimo masukan (lebih mudah menerima masukan) dan nasihat dari orang lain, karena hatinya jadi lembut. Dan saya berharap hari ini adalah hari kebangkitan Kota Surabaya,” jelasnya.
Melalui ajang MTQ tingkat Surabaya ini, Wali Kota Eri Cahyadi juga menginginkan ke depan akan memunculkan talenta-talenta muda yang dapat mewakili Kota Pahlawan di tingkat Nasional. Bahkan apabila ada ajang MTQ yang berlangsung di luar negeri, ia juga menginginkan agar ada perwakilan dari Surabaya yang berangkat ke sana.
“Ini tugas kita untuk menunjukkan bahwa Surabaya ini adalah Kota Pahlawan yang tidak bisa dilepaskan dari santrinya. Kemerdekaan Indonesia ini tidak bisa terlepas dari santri, dan santrinya pun itu ada di Surabaya,” tegasnya.
Karenanya, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu berharap, penyelenggaraan MTQ ini dapat menggugah semangat anak-anak Surabaya, bahwa Kota Pahlawan pernah menjadi yang terbaik dalam MTQ. Baginya, Surabaya adalah kota santri yang selalu menjunjung tinggi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harga mati.
“Matur nuwun (terima kasih), saya titip kepada Dewan Hakim untuk melahirkan talenta-talenta (MTQ) di Kota Surabaya. Untuk bisa mengharumkan nama Surabaya, dan membawa Surabaya ke level Nasional maupun Internasional dalam bidang agama Islam,” tandasnya. (q cox)