SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meraih penghargaan Tokoh Inovasi Keinsinyuran dalam Pembangunan dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2023 di Hotel Double Tree Surabaya, pada Jumat (5/5/2023).
Penghargaan tersebut diberikan oleh Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Jawa Timur, Prof. Mohammad Bisri kepada Wali Kota Eri Cahyadi saat menghadiri Pembukaan Musyawarah Wilayah Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2023.
Oleh karena itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan terima kasih kepada seluruh anggota PII Jawa Timur yang selalu memberikan solusi terhadap konstruksi pembangunan yang ada di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Timur dan Kota Surabaya.
“Di Surabaya nanti saat kami membangun rumah sakit atau bangunan yang besar, kami sudah konsultasikan dan koordinasikan dengan PII. Karena salah satu syarat adalah tenaga ahlinya harus memiliki sertifikat dan memiliki izin dari PII. Maka dia akan bertanggung jawab dengan strukturnya, sampai dengan pidananya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Sebab, menurutnya, para tenaga ahli harus memiliki izin dan sertifikasi dari PII. Hal ini sesuai dengan UU No 11 Tahun 2014, yakni semua Sarjana Teknik wajib memiliki Sertifikasi Insinyur Profesional (SIP) agar bisa mempertanggungjawabkan pengerjaan bangunan. Sebab, bagi insinyur yang belum tersertifikasi bisa dikenakan denda pidana hingga ancaman kurungan.
“InsyaAllah untuk pembangunan di Kota Surabaya yang besar seperti rumah sakit dan bangunan yang besar atau komplek menggunakan sertifikasi dan izin dari PII. Karena kami ingin ketika membangun itu safety terkait dengan struktur dan keamanan, serta kenyamanan bagi semua pengguna bangunan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Jawa Timur, Prof. Mohammad Bisri menyampaikan bahwa penganugerahan Tokoh Inovasi Keinsinyuran dalam Pembangunan kepada Wali Kota Eri Cahyadi adalah PII Jawa Timur mengamati seluruh program pembangunan dan inovasi pada sistem informasi di Kota Surabaya.
“Karena infrastruktur pada drainase, kemudian sistem informasi semua sudah memakai DSS (Decision Support System). Dengan melihat semuanya itu, kerjanya sudah digitalisasi, akhirnya bisa efisien dan efektif, sehingga terpilihlah beliau menjadi tokoh inovator,” kata Prof. Bisri sapaan lekatnya.
Karena menurut Prof. Bisri, inovasi yang dibuat oleh Pemkot Surabaya telah mengikuti perkembangan zaman. Maka, ia berharap Wali Kota Eri Cahyadi bisa terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di bidang infrastruktur.
“Apalagi sekarang beliau fokus menyasar perkampungan dan saya mendukung sekali, sudah waktunya karena pondasi Kota Surabaya adalah perkampungan dengan rasa gotong royong,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Wali Kota Eri Cahyadi telah berdiskusi mengenai pengaplikasian izin dan sertifikasi PII kepada para insinyur. Sebab, saat ini dibutuhkan insinyur yang berkompeten dan profesional.
“Salah satu kompetensi profesi itu adalah izin praktek. PII juga demikian, sesuai undang-undang insinyur kalau dia tidak punya izin praktek STRI (Surat Tanda Registrasi Insinyur). Salah satu yang beliau gagas adalah nanti pekerjaan besar atau komplek yang nilainya tinggi. Jadi nanti syaratnya harus insinyur memiliki sertifikat dan punya izin praktek, karena kalau tidak memiliki izin praktek nanti ada pidananya,” jelasnya.
Meski begitu, ia memastikan dengan adanya persyaratan tersebut, dapat mendorong para insinyur di Kota Surabaya memiliki izin praktik yang dapat diaplikasikan. “Harapannya kualitas bangunan akan semakin bagus dan bisa dipertanggungjawabkan secara teknis dan hukum,” pungkasnya. (Q cox)