SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengimbau kepada setiap pelaku usaha memiliki tempat pengelolaan sampah mandiri. Tujuannya, untuk meringankan beban tempat pembuangan akhir (TPA) di Benowo.
Imbauan ini disampaikan oleh Wali Kota Eri Cahyadi saat menanggapi paparan visi-misi inovasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Dedik Irianto di ruang sidang wali kota kemarin, (13/3/2025). Wali Kota Eri mengatakan, jika sampah yang dihasilkan oleh pelaku usaha restoran dan mal tidak dikelola secara mandiri, akan memberikan beban TPA Benowo ke depannya.
“Kenapa di mal juga di rumah makan itu nggak dipilah? Kalau nggak diatur dan diberi kebebasan membuang sampah ke TPA dan tidak diedukasi ya nggak pernah selesai,” kata Wali Kota Eri.
Menurut Wali Kota Eri, pemilik usaha seperti restoran harusnya bisa melakukan pemilahan sampah secara mandiri. Karena, lanjut dia, salah satu poin perizinan dalam membuka tempat usaha di Surabaya adalah harus bisa memilah sampah secara mandiri.
“Jadi hulunya itu adalah rumah tinggal, juga tempat usaha. Maka dari itu, buat perda atau perwali, tempat usaha sekarang harus bisa memilah sampah dari usahanya. Mereka kan punya bisnis, dan investasi, maka dari itu salah satu izin mendirikan usaha juga harus bisa memilah itu (sampah),” tuturnya.
Oleh karena itu, wali kota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi tersebut meminta kepada Kepala DLH Surabaya, Dedik Irianto untuk mengumpulkan para pemilik usaha membahas pengelolaan sampah mandiri. Cak Eri juga menekankan, agar aturan tersebut dicantumkan ke dalam proposal visi-misi.
“Jangan ada lagi tempat usaha, tapi memberikan beban sampah kepada Kota Surabaya, komitmennya itu. Jadi semua tempat usaha memilah sampah sejak dari tempat usahanya,” ujarnya.
Disamping itu, Kepala DLH Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, bahwa dirinya berkomitmen sampah yang masuk ke TPA Benowo tahun ini bisa berkurang. Maka dari itu, ia menargetkan, akan menambah 4 titik tempat pengelolaan sampah (TPS) yang berbasis Reduce (Pengurangan), Reuse (Penggunaan Kembali), dan Recycle (Daur Ulang) (3R) di Surabaya.
“Surabaya ini idealnya memiliki sekitar 37 TPS 3R, nah saat ini kami masih memiliki 12 TPS 3R. Di tahun 2025 kami berharap bisa menambah 4 TPS 3R sehingga secara keseluruhan bisa mengurangi sampah di TPA Benowo,” kata Dedik.
Dedik menambahkan, tidak hanya menambah TPS 3R, yang menjadi salah satu komitmennya adalah menggerakkan penanganan sampah dari hulu ke hilir. Caranya, yakni meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah mandiri.
Dengan cara tersebut, ia berharap, jumlah sampah yang masuk ke TPA Benowo bisa berkurang. Berdasarkan data dari DLH Surabaya sampah yang masuk ke TPA Benowo sekitar 1099 ton per hari. Di tahun ini, dirinya menargetkan, sampah yang masuk ke TPA Benowo turun menjadi 1000 ton per hari.
“Selama tahun ini akan kami tingkatkan lagi pemberdayaan masyarakatnya sehingga harapan kami di akhir tahun 2025, sampah yang masuk ke TPA Benowo maksimal hanya maksimal 1.000 ton per hari,” tandasnya. (q cox)