PemerintahanPeristiwa

Wali Kota Eri Pantau Makan Bergizi Gratis Perdana di SD dan SMP Surabaya

43
×

Wali Kota Eri Pantau Makan Bergizi Gratis Perdana di SD dan SMP Surabaya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Sebanyak 6.159 siswa dari 10 sekolah di Kota Surabaya, Jawa Timur, mulai mengikuti program Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (13/1/2025). Pada tahap awal, program ini dijalankan di 10 lembaga pendidikan di dua wilayah kecamatan, yaitu Wonocolo dan Rungkut Surabaya.

Kesepuluh sekolah tersebut meliputi KB-TM Yasporbi, SD Taquma, SMP Negeri 13, SMA Negeri 10, dan SMK PGRI 1 di Kecamatan Wonocolo. Sementara di Kecamatan Rungkut, program ini menyasar TK Tunas Pertiwi, SDN Penjaringansari 1, SDN Penjaringansari 2, MTs 3, dan MAN Surabaya.

Pelaksanaan hari pertama program MBG ini ditinjau langsung oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bersama anggota DPRD dan perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN). Peninjauan dilakukan di SD Taquma, Jalan Jemur Ngawinan No. 54, serta SMP Negeri 13, Jalan Jemursari II, Surabaya.

Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan bahwa pelaksanaan hari pertama program MBG di Surabaya berjalan lancar. Ia pun mengaku senang melihat respons positif dari para siswa.

“Yang membuat saya bahagia, ketika saya tanya makanannya enak? Mereka jawab enak. Cocok? Cocok. Lengkap? Lengkap. Rata-rata makanannya habis,” kata Wali Kota Eri di sela meninjau Program MBG di SMPN 10 Surabaya, Senin (13/1/2025).

Selain itu, Wali Kota Eri menjelaskan bahwa menu dan porsi makanan telah disesuaikan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh BGN. Menu makanan tersebut meliputi nasi, ayam, sayuran, buah dan susu. “Saya yakin kalorinya juga tinggi, karena di SD tadi disampaikan kalorinya 440. Kalori itu bisa membantu anak-anak pada waktu belajar agar tidak lemas, karena ada kalori yang masuk,” ujar Cak Eri, sapaan lekatnya.

Menurut dia, program ini masih dalam tahap uji coba sehingga evaluasi akan terus dilakukan, termasuk terhadap variasi menu agar lebih menarik bagi anak-anak. Ia pun berharap program MBG ini bisa terus berlanjut.

“Insyaallah saya berharap ini bisa berlanjut. Tadi disampaikan juga tempat makannya nanti juga seperti aluminium, jadi selesai diambil lagi dan digunakan lagi, sehingga tidak menggunakan sampah plastik,” katanya.

Cak Eri pun menegaskan pentingnya penggunaan alat makan ramah lingkungan. Karena masih dalam tahap uji coba, ia berharap kepada masyarakat tidak melihat dari sisi negatif dan mendukung program tersebut.

“Ketika ini masih ujicoba, jadi jangan melihat dari sisi negatifnya. Ayo kita dukung, kita support, karena ini buat anak-anak kita agar memiliki gizi yang kuat, kalori yang tinggi, sehingga siap menjadi generasi emas,” tuturnya.

Dalam tinjauannya itu, Cak Eri juga menerangkan bahwa meski mayoritas makanan itu habis, namun beberapa di antara siswa masih terdapat sisa. Ia mengakui bahwa setiap anak memiliki porsi makan yang berbeda-beda.

“Di sekolah-sekolah nanti akan ada tempat sampah organik dan non-organik, sehingga sisa makanan bisa digunakan untuk maggot. Jadi tidak ada yang sia-sia dari makan bergizi gratis ini. Kalaupun ada yang sisa, saya yakin tidak terlalu banyak, sehingga sisa tadi kita kelola, tidak kita buang sembarangan,” imbuhnya.

Di waktu yang sama, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menyebutkan bahwa setiap anak pada satuan jenjang pendidikan memiliki porsi makan yang berbeda. Makanya, ia menggarisbawahi perlunya penyesuaian terkait porsi makan antara anak TK, SD, SMP dan SMA.

“Karena anak-anak ini baru pertama, mudah-mudahan nanti kalau ada pergantian menu, saya yakin insyaallah yang terbaiklah. Karena namanya anak-anak ini ada yang makannya cepat, ada yang sedikit,” ujar Yusuf.

Sementara itu, Kepala TK Yasporbi Surabaya, Prihartini Badaraswati, menyampaikan bahwa program MBG di sekolahnya telah memenuhi kebutuhan dasar anak-anak. “Hari ini pelaksanaan perdana dan nasinya sudah lunak, cocok untuk anak-anak. Isinya juga lengkap, ada ayam, buah, susu, dan sayur,” ujar Prihartini.

Prihartini pun juga memberikan masukan agar tekstur sayur ke depan bisa dimasak lebih lunak. Sebab, ini untuk memudahkan anak-anak TK ketika mengkonsumsinya. “Mungkin ayamnya juga bisa diolah menjadi nugget atau bentuk lain yang lebih menarik dan mudah dikunyah,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *