Pemerintahan

Wali Kota Risma Jamu Peserta Kongres SPS ke XXV Dengan Welcome Dinner

129
×

Wali Kota Risma Jamu Peserta Kongres SPS ke XXV Dengan Welcome Dinner

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Kongres Serikat Perusahaan Pers (SPS) ke XXV resmi dibuka di Gedung Siola Lantai 4 Surabaya, Rabu, (06/02/19) Siang. Kongres SPS ke-25 ini, bertepatan dengan momentum peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang juga di pusatkan Kota Pahlawan.

Turut hadir dalam kongres ini, ratusan pengurus pusat, pengurus cabang, dan penerbit pers anggota SPS se-Indonesia. Disamping itu, kongres juga dihadiri oleh puluhan pemimpin redaksi media massa, serta pemilik media massa dari berbagai wilayah di Indonesia.

Dalam kongres ini, dirumuskan beberapa poin penting, diantaranya pemilihan pengurus pusat baru SPS untuk masa periode 2019 – 2023. Disamping itu, dalam kongres ini juga diadakan penyerahan pemenang Indonesia Print Media Awards (IPMA), Indonesia Inhouse Media Awards (InMA), Indonesia Young Readers Awards (IYRA), dan Indonesia Media Research Awards and Summit (ISPRIMA).

Usai kegiatan kongres hari pertama berakhir, peserta kemudian diajak menyusuri Sungai Kalimas dengan menggunakan perahu. Rombongan start dimulai dari dermaga ujung Siola dan menuju ke Taman Prestasi.

Usai menikmati keindahan Sungai Kalimas, para peserta kemudian dimanjakan dengan acara welcome dinner bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di rumah dinas Jalan Sedap Malam.

Menariknya, di rumah dinas para peserta disuguhkan dengan berbagai hiburan kesenian. Seperti reog, barongan, tari remo, tari Suroboyo serta live musik. Tak lupa, aneka makanan tradisional seperti nasi kuning, semanggi, rujak, rawon, dan pecel juga disuguhkan untuk memanjakan para tamu undangan.

Pada momen ini, juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) nota kesepakatan antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas. Pada MoU itu, tertuang kerjasama bantuan pembangunan jamban sehat beserta pendukungnya dari Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.

Dalam sambutannya, wali kota yang akrab disapa Bu Risma ini memaparkan beberapa hal terkait transformasi pembangunan di Kota Surabaya. Diantaranya yakni masalah kesejahteraan sosial yang meningkat, infrastruktur, layanan masyarakat, pendidikan, hingga berbagai program yang telah berhasil diterapkan di Kota Surabaya.

“Kami di Surabaya juga mempunyai layanan 112, di sini yang kita layani, sampai orang nangkap ular pun kita layani. Bahkan kami juga ada psikolog yang siap 24 jam ada di layanan 112,” kata Wali Kota Risma.

Sementara di sektor ekonomi, Wali Kota Risma mengungkapkan, tahun 2010 daya beli masyarakat Surabaya rendah sekitar 34 persen, mulai dari miskin sampai sangat miskin, sedangkan daya beli sedang sekitar 54 persen, dan untuk daya beli tinggi hanya sekitar 13 persen.

Namun, sekarang sudah berubah dan itu berbalik. Daya beli masyarakat Surabaya sudah mengalami peningkatan. Kini daya beli rendah tinggal 5 persen, daya beli sedang turun 52 persen, sedangkan daya beli tinggi itu lebih dari 46 persen.

“Kenapa demikian, saya membuat program namanya Pahlawan Ekonomi untuk ibu-ibu dari keluarga miskin yang suaminya sudah kerja tapi dia masih miskin, maka saya gerakkan roda yang kedua (ibunya) namanya Pahlawan Ekonomi,” ujarnya.

Setelah melihat keberhasilan itu, pihaknya kemudian membuat program yang sama, dengan nama Pejuang Muda yang lebih menyasar kepada anak-anak muda Surabaya. Mereka diberikan berbagai pelatihan yang bertujuan untuk menunjang bakat dan karir anak-anak muda Surabaya.

Ia mencontohkan, misalnya anak-anak muda ingin bergerak di bidang Event Organizer (EO), maka Pemkot Surabaya akan memfasilitasi mereka dengan mengadakan pelatihan-pelatihan di bidang EO.

“Itulah yang tadi saya sampaikan kenapa ekonomi Surabaya meningkat. Kalau dilihat, indek properti Surabaya itu tertinggi di Indonesia. Kenapa demikian, karena tadi ada lompatan dari keluarga miskin dia langsung lompat ke pendapatan tinggi,” jelasnya.

Ketua Umum Serikat Perusahaan Pers (SPS) Indonesia Dahlan Iskan pun memberikan apresiasi atas paparan yang disampaikan oleh Wali Kota Risma. Menurutnya, apa yang disampaikan wali kota perempuan pertama di Surabaya itu adalah realita.

Bahkan, Dahlan menegaskan jika Wali Kota Risma mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh pemimpin lain di Indonesia. Ekspektasinya adalah makro tahu, mikro mendalami, detailnya diurus, dan yang lebih penting lagi yaitu mampu menarasikan persoalan-persoalan masyarakat.

“Banyak pemimpin kita yang tidak bisa menarasikan apa yang terjadi di masyarakat. Bu wali kota ini mampu menarasikan, kemudian menginventarisasikan, membuat prioritas, kemudian mengerjakan, dan mengurus sampai detailnya,” kata Dahlan.

Dahlan menganggap paparan yang disampaikan Wali Kota Risma merupakan suatu kelebihan yang jarang dimiliki oleh seorang pemimpin. Terlebih, ia menilai, sosok pemimpin perempuan di Surabaya ini, tidak hanya dikenal tegas dalam bekerja, namun mampu menarasikan apa yang terjadi di masyarakat.

“Itulah kemampuan beliau tidak saja bekerja, tapi mampu menarasikan apa yang terjadi di masyarakat. Semua keluar dari pikiran beliau, tidak ada teks, tidak ada yang ketinggalan, itulah Bu Risma,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Rusdi Amral mengatakan ketika Litbang Kompas mengukur Indek Kota Cerdas Indonesia (IKCI) Kota Surabaya itu tertinggi di Indonesia.

Bahkan, Surabaya sudah dua kali berturut-turut tercatat berhasil meraih IKCI tertinggi di Indonesia. “Kenapa dua kali, karena pengukurannya baru dua kali. Kalau pengukurannya tiga kali, mungkin tiga kali juga,” kata dia.

Rudi sapaan lekatnya juga menyampaikan, bahwa dana bantuan jamban sehat yang diberikan kepada Pemkot Surabaya berasal dari para pembaca Kompas. Yayasan dana kemanusiaan kompas adalah yayasan pengelolah dana dari para pembaca kompas.

“Ini sebagai tanda cinta pembaca Kompas terhadap Kota Surabaya, kita tahu Surabaya semuanya sudah lengkap, semuanya juga kelihatan,” ujarnya.

Pihaknya berharap, dengan digulirkannya dana bantuan sanitasi jamban sehat, ke depan masyarakat Surabaya yang masih belum beruntung atau masuk dalam kategori keluarga miskin, tidak lagi BAB di sungai.

“Semoga dengan bantuan ini, masyarakat Surabaya yang belum beruntung itu bisa bebas dari buang air besar sembarangan,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *