Hotel & RestoPeristiwa

WOK Rayakan Imlek dengan Lomba Makan Mie

893
×

WOK Rayakan Imlek dengan Lomba Makan Mie

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Mie memiliki makna yang mendalam dalam tradisi Tionghoa, terutama saat perayaan Imlek. Dalam budaya Tionghoa, mie melambangkan panjang umur dan rezeki yang berkelanjutan. Oleh karena itu, menyantap mie di hari-hari istimewa seperti Imlek menjadi sebuah tradisi yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga mengandung harapan akan keberuntungan dan kemakmuran di tahun yang baru.

Dalam semangat merayakan Tahun Baru China, restoran WOK kembali menggelar Lomba Cepat Makan Mie yang telah menjadi tradisi tahunan. Acara ini berlangsung di Atrium Pakuwon City Mall Surabaya, dan berhasil menarik perhatian masyarakat luas. Peserta tidak hanya berasal dari Surabaya, tetapi juga dari Sidoarjo, Malang, Pasuruan, dan kota-kota lain di Jawa Timur.

General Manager WOK Restaurant Group, Julianto Samual, menjelaskan bahwa lomba ini merupakan bagian dari perayaan Imlek yang selalu mereka adakan. “Tahun 2025 adalah gelaran yang ke-10, dan kami memilih mie karena selain menjadi salah satu menu andalan WOK, mie juga identik dengan perayaan Imlek yang melambangkan panjang rezeki,” ungkapnya.

Acara ini diikuti oleh 75 peserta, ditambah 10 orang influencer dan media. Hadiah yang diperebutkan pun sangat menarik, dengan total nilai mencapai puluhan juta rupiah, termasuk smartphone, e-money dari BRI, LED TV, voucher hotel, voucher WOK, dan berbagai hadiah dari sponsor lainnya.

Di babak penyisihan, peserta ditantang untuk melahap 200 gram mie, yang sama juga dilakukan di babak semifinal. Sementara di babak final, setiap peserta harus menghabiskan 250 gram mie. Berbagai strategi pun diterapkan oleh peserta untuk memenangkan perlombaan, termasuk tidak makan beberapa jam sebelum lomba.

Saat perlombaan berlangsung, terlihat berbagai teknik unik yang digunakan peserta. Ada yang menempelkan mangkuk di mulut, ada juga yang menelan mie tanpa mengunyah terlebih dahulu. Peserta harus memastikan tidak ada mie yang tercecer, karena semua mie harus habis tak tersisa di mangkuk maupun di mulut. Mereka yang berhasil menghabiskan semangkuk mie langsung mengacungkan kedua tangan sambil menunjukkan mulutnya yang kosong sebagai tanda kemenangan.

Di babak final, Agung Iyanantono (36 tahun) asal Malang berhasil meraih juara pertama. Sorak sorai dari teman-temannya menggema saat ia dinyatakan sebagai pemenang. “Saya tahun lalu juga ikut lomba makan mie cepat di WOK tapi belum menang. Kali ini saya bersyukur bisa jadi juara,” ungkapnya, yang mengaku telah beberapa kali mengikuti lomba makan cepat di tempat lain.

Dengan tradisi yang terus berlanjut, WOK tidak hanya menyajikan mie yang lezat, tetapi juga menghidupkan semangat perayaan Imlek yang penuh makna, menjadikannya sebagai momen yang dinanti-nanti oleh banyak orang. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *