SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Dalam upaya memutus rantai kemiskinan melalui sektor pendidikan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin kerja sama dengan SMA Unggulan CT Arsa Foundation. Upaya tersebut diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada momen pelepasan lulusan SMA Unggulan CT Arsa Foundation di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Rektor ITS Prof Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk nyata kepedulian ITS terhadap pemerataan akses pendidikan. Bambang meyakini bahwa peran perguruan tinggi tidak hanya mencetak lulusan yang unggul, tetapi juga menghadirkan kesempatan yang setara. “Dengan ini, kami percaya siswa dari keluarga prasejahtera pun bisa bersaing dan berkontribusi bagi masyarakat,” katanya.
Adapun pemilihan SMA Unggulan CT Arsa Foundation sebagai mitra kerja sama bukan tanpa pertimbangan. Bambang menilai bahwa sekolah ini dikenal sebagai pelopor pendidikan inklusif yang menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas bagi siswa-siswi dengan keterbatasan ekonomi. “Tak hanya itu, sekolah ini juga konsisten menjalankan misi memutus rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan,” tutur Guru Besar Departemen Teknik Mesin ITS itu.
Melanjutkan penuturannya, konsistensi tersebut menjadi alasan kuat bagi ITS untuk memberi ruang lebih luas kepada para lulusan SMA Unggulan CT Arsa Foundation. Bambang menyampaikan bahwa ITS melihat potensi besar dalam diri para siswa di sekolah ini. “ITS siap menjadi rumah bagi mereka untuk melanjutkan mimpi melalui pendidikan tinggi yang berkualitas,” tegasnya.
Ruang lingkup kerja sama ini meliputi perluasan kesempatan masuk ITS bagi siswa-siswi lulusan SMA Unggulan CT Arsa Foundation. Dalam hal ini, Bambang juga menegaskan bahwa lulusan SMA tersebut berpotensi mendapatkan golden ticket sebagai jalur masuk lain. “Golden ticket sangat mungkin diberikan ke depannya, melihat prestasi para siswa SMA tersebut,” tambahnya.
Lebih dari sekadar kemitraan, kerja sama ini diharapkan menjadi jalan pembuka bagi lebih banyak lulusan sekolah tersebut untuk mengakses pendidikan tinggi. Bambang meyakini bahwa langkah ini akan mendukung percepatan pengentasan kemiskinan melalui jalur akademik. “Kami berharap keterbatasan ekonomi tak menghalangi mereka untuk mewujudkan mimpi besarnya bersama ITS,” tutupnya.
Langkah kolaboratif ini menjadi wujud keterlibatan ITS dalam menjawab tantangan kemiskinan. Tak hanya itu, kolaborasi ini juga berkontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-1 tentang pengentasan kemiskinan, poin ke-4 tentang pendidikan yang berkualitas, dan poin ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan. (q cox, tama dini)