Nasional

Bursa Ketum Bakal Digelar, PWI Jatim: Harus Figur Muda Asal Media Mainstream

14
×

Bursa Ketum Bakal Digelar, PWI Jatim: Harus Figur Muda Asal Media Mainstream

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Geliat Pemilihan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang rencananya bakal digelar di Kota Solo, ikut bergema di arena Rakernas Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) III di Jakarta.

Kabar yang beredar di lingkungan kepengurusan pusat (Jakarta), telah muncul dua kandidat yakni Atal S Depari dan Sasongko Tedjo yang secara diam-diam sudah mulai melakukan penggalangan dukungan dari berbagai daerah (provinsi)

Disamping kedua sosok tersebut siap menggantikan posisi Margiono, muncul juga nama Hendry Ch. Bangun, dan konon bursa ketua umum PWI juga diramaikan pengurus teras PWI serta figur wartawan muda yang memiliki jaringan kuat.

Menanggapi hal ini, Makin wakil Sekretaris SMSI Jatim mengatakan, sosok figur Ketua Umum PWI penerus Margiono menjadi hak peserta Kongres nanti. Namun untuk kaderisasi organisadi sebaiknya Ketua Umum yang baru memiliki latar belakang figur muda yang punya sepak terjang positif untuk memajukan organisasi PWI.

“Ini era milenial, sudah waktunya memberikan jabatan itu kepada mereka yang tidak berusia lanjut (muda), karena akan lebih fleksibel dan dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih ini,” ucapnya. Sabtu (28/7/2018)

Sie Hukum dan Pembelaan Wartawan PWI Jatim ini juga menegaskan, bahwa sosok yang pantas adalah Achmad Munir, Ketua PWI Jatim yang saat ini menjabat Direktur Pemberitaan Antara.

“Rekam jejak rekan Munir tidak diragukan. Selain energik dan memiliki jaringan luas, selama menahkodai PWI Jatim menorehkan prestasi menonjol, terutama mendorong jurnalis yang profesional mengikuti UKW dan loyalitas yang sudah ditunjukkan melalui karir jurnalis di Antara,” ulasnya.

Hal senada juga dikatakan M Rifai Ketua PWI Sumenep, bahwa jabatan Ketua Umum PWI akan lebih baik jika dijabat oleh anggota dengan latar belakang media Mainstream.

“Ini soal marwah, jadi pucuk pimpinannya harus dari kalangan media Mainstream, karena jika tidak, maka lembaga kebanggaan para insan media ini kurang mendapatkan perhatian dari pihak manapun, ini fakta riilnya,” tandasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *