Politik

Legislator Surabaya Desak Dispora Bangun Toilet dan Mushola di Stadion Gelora Bung Tomo

44
×

Legislator Surabaya Desak Dispora Bangun Toilet dan Mushola di Stadion Gelora Bung Tomo

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Arif Fathoni Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya meminta kepada Pemkot (Dispora) agar mengalokasikan anggaran APBD 2020 untuk renovasi pembangunan fasiltas toilet dan Mushola di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).

Pernyataan ini disampaikan, setelah Arif Fathoni beberapa kali menonton pertandingan Persebaya, dan menyempatkan diri untuk berkeliling di sekitar tribun.

“Ternyata kondisinya memprihatinkan, karena stadion sebesar itu, di kelas ekonomi tidak tersedia toilet. Bayangkan jika terisi penuh sejumlah 55 Ribu orang, sementara penonton bisa mencapai 4 jam lebih berada di tribun, tentu harus dengan menahan keperluan buang air kecil dll,” ucapnya kepada sejumlah media. Rabu (25/09/2019)

Toni-sapaan akrab Arif Fathoni, mengatakan jika hal ini akan berdampak terhadap kondisi stadion, utamanya di tribun. Karena penonton akan membuang air kecil di sembarang tempat, dan akibatnya kepada aroma yang tidak sedap.

“Oleh sebab itu, kami meminta kepada Dispora Surabaya untuk mengalokasikan anggaran renovasi pembangunan toilet di setiap tribun,” pintanya.

Bahkan politisi mantan jurnalis ini berani menjamin jika penonton (Bonek) tidak akan keberatan jika fasilitas toilet harus berbayar, sebagai pengganti operasional kebersihan, karena yang penting ada.

Disisi lain, kata Toni, kondisi stadion tanpa fasilitas tolilet dan mushola juga akan memalukan Koto Surabaya yang memiliki kekuatan APBD yang cukup tinggi dibandingkan daerah lain.

“Dalam setiap pertandingan itu biasanya ada jatah bangku untuk tim tamu, maka harusnya malu kepada suporter tamu. Padahal stadion itu menjadi kebanggaan kita, tetapi ironi karena faktanya tidak dilengkapi dengan fasilitas toilet dan mushola,” tandasnya.

Apalagi, lanjut Toni, jika pertandingannya digelar saat malam hari, tentu kebutuhan untuk sholat Magrib akan terlewati.

“Di kelas superfans itu ada, tetapi tidak ada tempat wudlu nya. Maka kalau ingin sholat harus ke toilet, itupun jalan agak jauh. Lantas, apakah lantai yang digunakan untuk sholat itu suci? kalau tidak, tentu akan jadi persoalan tersendir,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *