SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Terinspirasi dari keanekaragaman budaya dan kuliner khas kerajaan Nusantara, hotel Vasa mengajak para tamu untuk menikmati hidangan yang biasa dinikmati oleh para raja-raja Nusantara. Tema ‘9 Nusantara Wonders’ diangkat sebagai menu berbuka puasa pada Ramadhan 1445H.
Adapun 9 Kerajaan yang kali ini, adalah kerajaan Islam yang Berjaya pada masanya, serta ada juga yang masih berdiri hingga saat ini. Dimulai dari kerajaan yang terletak paling ujung barat peta Indonesia, Samudra Pasai, yang khas dengan Mie Kepiting Acehnya.
Kesembilan menu itu terdiri dari: mi kepiting Aceh (Samudera Pasai), ikan baung Lampung (Lampung), pecak ikan Betawi (Kesultanan Banten), gudeg (Keraton Yogyakarta), soto Kudus (Demak), rawon Nguling (Majapahit), ayam Taliwang (Nusa Tenggara Barat), soto Banjar (Kalimatan Selatan), dan coto Makassar (Sulawesi Selatan).
Setiap makanan memiliki sejarahnya masing-masing. Misalnya, ayam Taliwang. Kuliner tersebut muncul pada 1630 M. Kala itu, Kerajaan Selaparang, kerajaan Islam yang ada di Lombok, berperang dengan Kerajaan Karangasem, Bali.
Kemudian Kerajaan Taliwang hadir sebagai penengah. Kerajaan itu menyajikan ayam Taliwang sebagai pendekatan diplomasi. Tak disangka, Raja Karangasem menyukainya. Perang pun usai. Lantas, ayam Taliwang menjadi kuliner khas Lombok.
Executive Chef Vasa Hotel Surabaya Himawan Kristanto menyebutkan karena sarat sejarah, tidak ada jalan pintas dalam memasak. “Cara memasaknya harus hati-hati biar cita rasanya tidak hilang,” katanya.
Kris lalu bercerita tentang ikan baung Lampung. Menu tersebut disajikan dalam bilah-bilah bambu. Biasanya, ikan yang dimasak berasal dari sungai, seperti ikan patin dan ikan gabus. Untuk menjaga keaslian resep, Kris harus memilih bambu yang lebih muda. Yakni, bambu hijau yang masih mengeluarkan air.
Alhasil, usai pengukusan selama sejam, ikan baung Lampung tak memiliki banyak air. Masakan khas Lampung itu menggunakan bumbu kuning, jahe, lengkuas, salam, dan rempah-rempah lainnya yang membuatnya makin memiliki rasa yang kuat saat disantap
Cluster General Manager Tanly Hospitality Roberto Kotambunan mengungkapkan makanan khas raja-raja Nusantara mencerminkan kekayaan budaya setiap kerajaan. Ini tidak hanya tentang rasa, tetapi juga menggambarkan sejarah, tradisi, dan kebiasaan masyarakat setempat. Makanan menjadi bagian integral dari identitas budaya.
Ia berharap sembilan kuliner khas kerajaan Nusantara ini bisa memenuhi selera para tamu. “Ramadan ini cukup spesial. Kita menyadari ada banyak kekayaan tradisi, termasuk kuliner yang ada di Indonesia. Sebut saja ini sebagai Sembilan Keajaiban Kuliner Indonesia,” katanya.
Kick off Ramadan di 209 Dining Vasa Hotel Surabaya dimeriahkan oleh penampilan spesial dari Anak Binaan Dinas Sosial Kota Surabaya. Yakni tari remo (anak-anak disabilitas) dan Kampung Anak Negeri Surabaya (KANS Band). “Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, sebagian hasil penjualan dari paket berbuka puasa ini akan disumbangkan kepada yang membutuhkan,” tutupnya.
Cluster Assistant Director of Marketing Communications Mega Tarina menambahkan bahwa pihaknya sangat bangga mempersembahkan menu terbaik dari 9 Kerajaan Nusantara di 209 Dining. “Setiap hidangan adalah karya seni kuliner yang memaparkan kekayaan cita rasa Nusantara. Di 209, kami tidak hanya tentang makanan, tetapi juga sebuah perjalanan rasa melintasi keberagaman kuliner Indonesia,” tambahnya. (q cox, tama dini)