Uncategorized

Wali Kota Eri Cahyadi Ubah Stigma Pasar Tradisional dari Kesan Kumuh jadi Bersih dan Modern

44
×

Wali Kota Eri Cahyadi Ubah Stigma Pasar Tradisional dari Kesan Kumuh jadi Bersih dan Modern

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi akhirnya meresmikan Pasar Karah Baru, Senin, (23/12/2024). Pasar tradisional berkonsep modern itu, kini semakin bersih dan nyaman. Bahkan, pasar yang terletak di Jalan Karah Lapangan Belakang, Kecamatan Jambangan, itu lebih tertata rapi.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, Pasar Karah Baru merupakan pilot project pasar tradisional yang memiliki konsep modern di Kota Pahlawan. “Saya berharap semua pasar di Surabaya, ya seperti ini (modern). Jadi nanti di 2025, 2026, dan 2027, kita mulai menghitung (jumlah) pasar, sehingga nanti akan menjadi seperti ini,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.

Wali Kota Eri tidak ingin, pasar tradisional di Surabaya itu becek, kumuh, bahkan hawanya terasa pengap. Maka dari itu, ke depannya ia berencana mengubah stigma satu persatu pasar tradisional di Surabaya secara bertahap, menjadi pasar modern.

Wali Kota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri itu menyebutkan, Pasar Karah Baru memiliki empat zona terpisah. Di zona pertama, yakni pasar kering, kemudian di zona kedua ada pasar basah, di zona ketiga, ada tempat khusus menjual jajanan pasar, dan keempat adalah zona makanan siap saji.

“Jadi, ada kue-kue jajanan ya, tapi dia (pedagang) bukanya tidak berbenturan dengan jam buka Sentra Wisata Kuliner (SWK) Karah, karena dia pagi bukanya,” ujar Cak Eri.

Cak Eri menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak asal membangun pasar modern, ia mencontohkan seperti di Pasar Karah Baru. Di pasar ini, pemkot menyediakan kran air di masing-masing stan zona pasar basah. Tujuan adanya kran air itu, adalah untuk membersihkan saluran dan memperlancar instalasi pengolahan air limbah.

“Ketika pasar ini selesai (tutup) maka petugas pasar itu membuka krannya, agar (air limbah) yang masuk ke saluran itu, bisa langsung ke dalam IPAL-nya. Jadi, nggak kotor, dan nggak bau, karena setiap operasional pasar ini berhenti, maka secara otomatis petugas pasar memutar kran-kran tadi sehingga airnya terbuang ke IPAL, itu bedanya pasar ini dengan pasar lainnya,” jelas Cak Eri.

Karena Pasar Karah Baru menjadi percontohan pasar lainnya, Cak Eri mengungkapkan, dirinya akan melakukan evaluasi selama beberapa pekan ke depan. Menurutnya, Pasar Karah Baru perlu ada penambahan ventilator, tujuannya agar suasana pasar tidak terlalu panas, sehingga yang belanja di pasar ini semakin merasa nyaman.

“Wong sing blonjo ben nyaman (orang yang belanja biar nyaman). Jadi biar nggak panas, meskipun ini sudah ada angin-anginnya, tadi juga disampaikan oleh Koperasi Pasar Karah untuk disiapkan Apar (alat pemadam api ringan),” ungkapnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menyampaikan, Pasar Karah memiliki memori yang kuat di dalam hidupnya. Ia mengaku, mulai dari kecil hingga memiliki keluarga, seringkali berbelanja di pasar tersebut.

“Ini pasar memori saya ya, karena mulai kecil itu belanjanya di Pasar Karah, alhamdulillah tadi (masih ada pedagang) yang pada saat saya menikah dan membelikan mainan untuk anak saya itu masih ada (pedagangnya). Jadi ini (Pasar Karah) mengingat masa kecil dan masa lalu,” katanya.

Di samping itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati mengatakan, Pasar Karah Baru merupakan pasar yang dikelola oleh pemkot di bawah naungan Dinkopumdag Surabaya. Sebelumnya, pedagang Pasar Karah berjualan di pinggir Jalan Karah Agung I, dan tidak memiliki tempat yang layak untuk berjualan.

Kini, lanjut Dewi, para pedagang Pasar Karah telah dipindahkan ke tempat yang lebih layak di Pasar Karah Baru. Diketahui, jumlah lapak yang disediakan di Pasar Karah Baru ada sebanyak 230 stand.

“Untuk lapak di zona kering ada 122 stand, di lapak basah ada 48 stand, di zona jajanan pasar ada 24 stand, dan siap saji ada 30 stand,” kata Dewi.

Sementara, itu salah satu pembeli di Pasar Karah Baru, warga Ketintang Wiyata, Indah mengungkapkan, belanja semakin terasa nikmat karena kebersihannya. Biasanya, kalau belanja di pasar akan terasa malas karena kondisinya becek dan kurang bersih.

“Ini lebih nyaman, tapi ya minta tolong kebersihannya harus dijaga juga, kalau nggak dijaga nanti kotor. Biar lebih nyaman belanja. Jadi sekarang lebih bersih, udaranya juga nyaman, dan tidak kepanasan,” ungkap Indah.

Di samping itu, salah satu pedagang Pasar Karah Baru, Juariyah mengatakan, adanya pasar yang baru ini dagangannya semakin ramai pembeli. Alasannya, karena Pasar Karah Baru lebih ramai daripada Pasar Karah Lama.

“Bersih, enak, ramai, malah ramai (di Pasar Karah Baru), insyaallah barokah. Sudah nggak kehujanan, nggak kepanasan,” tandasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *