SURABAYA (Suarapubliknews) – Vinsensius Awey wakil ketua DPD Partai Nasdem Surabaya meminta kepada masyarakat untuk tidak gegabah melakukan penilaian soal munculnya Baliho program smart city yang mencantumkan foto Risma Wali Kota dan Eri Cahyadi Kepala Bappeko Surabaya.
“Pemasangan banner (Baliho) seperti itu tidak lantas kita simpulkan berasal dari Ery atau Risma atau Pemkot. Karena menurut saya, tidak segegabah itu Ery atau Risma membangun komunikasi ke masyarakat atau sosialisasi program smart city melalui media banner seperti itu. Tidak lazim mereka lakukan seperti itu. Apalagi laporannya hanya 3 titik,” ucap Awey. Rabu (13/11/2019)
Namun, Legislator Surabaya pada periode 2015-2019 ini berpandangan, jika yang memasang Baliho tersebut bisa saja adalah orang-orang yang memang menginginkan Eri sebagai sosok Kepala Daerah sebagai pengganti Risma.
Menurut dia, dengan memasang wajah Risma bersebelahan dengan Eri, orang-orang tersebut ingin menunjukan bahwa Risma adalah Eri dan Eri adalah Risma. Eri adalah penerus Risma.
“Kurang lebih seperti itu narasi politik yang ingin disampaikan. Sehingga Baliho tersebut memberikan benefit kepada Eri dimata Risma Lover sebagai next generation, namun disisi lain juga bisa menjadi badai bagi karier beliau. Artinya akan mengundang semakin banyak lawan politik yang akan menghadang beliau dilapangan, dan sebagainya,” katanya.
Dan bisa saja, lanjut Awey, pemasangan Baliho tersebut merupakan bagian dari skenario kelompok tertentu untuk mengetahui sampai sejauh mana reaksi masyarakat akan keberadaan Eri itu sendiri (check sound)
“Namun sebaliknya, bisa juga dipasang oleh kelompok tertentu yang memang akan membuat kegaduhan agar semua lawan politik menuding Eri telah mencuri start dengan membawa nama besar Risma,” tandasnya.
Dikonfirmasi media ini, Eri Cahyadi Kepala Bappeko Surabaya mengaku jika kabar soal munculnya Baliho program smart city yang mencantumkan gambar dirinya bersama Wali Kota Risma justru dapat kiriman dari wartawan.
“Aku dapat kiriman dari temen temen wartawan. Tapi kalau dibaca dengan teliti, yang tertulis Kapala DKRTH, padahal aku kan sudah tidak di DKRTH mulai Senin kemarin. Berarti ada yang pasang, nggak tau niatnya apa. Tapi Alhamdulillah gusti allah menunjukkan yang dipasang itu nggak bener,” jawab Eri kepada media ini.
Eri juga menegaskan jika keberadaan tiga Baliho tersebut kini telah hilang. “Di lapangan juga sudah nggak ada,” tambah Eri, namun belum sempat menjelaskan soal siapa yang mencabut dan kenapa dihilangkan dari lokasi pemasangannya. (q cox)