Pemerintahan

Bisa Ikuti Rapid Test Massal, Warga Surabaya Berterima Kasih ke Wali Kota Risma

923
×

Bisa Ikuti Rapid Test Massal, Warga Surabaya Berterima Kasih ke Wali Kota Risma

Sebarkan artikel ini
?????????

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pelaksanaan rapid test dan swab massal yang diadakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Badan Intelijen Negara (BIN) memasuki hari kesembilan, Sabtu (06/06/2020). Antusias warga mengikuti pemeriksaan kesehatan ini rupanya begitu besar. Hal ini bisa terlihat pada setiap pelaksanaan, warga selalu berbondong-bondong datang bersama keluarga.

Seperti yang berlangsung hari ini. Pelaksanaan rapid test dan swab gratis berlangsung di dua lokasi. Yakni, Terminal Bus Pariwisata Religi Ampel di Jalan Pegirian serta Kantor Kecamatan Kenjeran Surabaya.

Dari pantauan di lokasi, sejak pukul 07.00 WIB, pelaksanaan rapid test di Terminal Bus Pariwisata Religi Ampel berlangsung tertib. Sebelum dilakukan pemeriksaan, warga diarahkan untuk duduk di kursi antrean yang telah disiapkan.

Sebuah pagar pembatas pun dipasang untuk mengatur akses keluar masuk warga yang akan dilakukan pemeriksaan. Namun, sebelum dilakukan pemeriksaan, warga juga diwajibkan cuci tangan di sebuah wastafel yang telah disiapkan di area lokasi.

Tak lupa, jajaran Linmas, Satpol PP, serta petugas dari kepolisian dan TNI juga bersiaga di lokasi. Mereka bertugas mengatur dan mengarahkan warga yang datang agar tetap menerapkan protokol kesehatan serta physical distancing.

Salah satu warga yang mengikuti rapid test gratis ini adalah Kartini (69) tahun. Warga Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto Surabaya ini mengaku datang bersama anak dan menantunya untuk mengikuti rapid test gratis di Parkir Wisata Religi Sunan Ampel.

“Saya datang bersama anak dan menantu, tadi sudah dites hasilnya negatif,” kata Kartini saat ditemui di lokasi.

Meski telah memasuki usia di atas 65 tahun, Kartini masih terlihat sehat dan bugar. Bahkan, ia mengaku juga masih bekerja untuk mengisi aktivitas sehari-harinya.

“Senang ada acara tes ini karena kan saya bisa tahu kondisi kesehatan saya seperti apa. Tadi saya posisi kerja, ini izin sebentar,” katanya.

Namun begitu, Kartini mengaku sangat antusias mengikuti rapid test gratis ini. Tak lupa, ia juga bersyukur dan berterima kasih kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini serta BIN karena telah peduli terhadap kondisi kesehatan warga Surabaya.

“Matur nuwun (terima kasih) Bu Risma, dengan tes ini saya bisa tahu kondisi kesehatan saya,” jelasnya.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, hari ini merupakan hari kedua pelaksanaan rapid test dan swab massal di Terminal Bus Pariwisata Religi Ampel. Tercatat, hingga pukul 11.30 WIB, ada 429 yang sudah dites. Hasilnya sebanyak 63 orang atau sekitar 14,7 persen dinyatakan reaktif. Sementara non reaktif ada 366 orang.

“Sedangkan yang di Kenjeran (hingga pukul 11.30) totalnya 302 orang. Dan dinyatakan reaktif 76 orang atau 25,2 persen. Sedangkan non reaktifnya ada 226 orang,” kata Irvan saat ditemui di sela kegiatan.

Menurutnya, angka reaktif di atas 10 persen itu berarti upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya telah masif. Sehingga dari hasil itu dapat diketahui kondisi yang ada di dua wilayah tersebut. “Ini sudah langkah yang on the track, sehingga kita bisa tahu betul kondisi yang ada di dua wilayah ini,” katanya.

Kepala BPB dan Linmas Surabaya ini juga mengungkapkan, bahwa kemungkinan besar rapid test dan swab gratis yang digelar BIN ini bakal diperpanjang hingga satu minggu ke depan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya. Sedangkan untuk lokasinya, bakal diutamakan di wilayah pemukiman yang dinilai ada pandemi.

“Kita ada 34 klaster pemukiman, nah yang kita utamakan di klaster-klaster itu. Dari pelaksanaan hari kesembilan ini sudah menjangkau di sebagian besar klaster itu,” paparnya.

Bagi warga yang hasil rapid testnya dinyatakan reaktif, maka Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya langsung melakukan tracing dan pendataan serta mengarahkan warga itu untuk isolasi.

Irvan menyebut, jika kondisi rumahnya tidak layak untuk ruang isolasi, pemkot telah menyediakan tempat di hotel. Namun begitu, jika rumahnya dalam kondisinya layak, mereka diminta untuk isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan puskesmas setempat.

“Isolasi mandiri bukan hanya diawasi teman-teman pemerintah kota, TNI dan Polri, tapi sekarang diawasi juga warga sendiri dengan terbentuknya Kampung Wani,” jelasnya.

Camat Semampir Surabaya, Siti Hindun Robba mengatakan, untuk mendukung kegiatan rapid test yang diselenggarakan BIN, pihaknya juga menerjunkan tenaga kesehatan (nakes) di 4 Puskesmas Kecamatan Semampir

“Nakes yang diterjunkan ada dari 4 puskesmas. Kita membantu BIN, kurang lebih ada 20 orang nakes,” kata Hindun.

Ia juga menyatakan, antusias warga mengikuti kegiatan ini terlihat begitu besar. Hal ini terbukti ketika pelaksanaan rapid test kemarin, kuota yang disiapkan sebanyak 700 orang. Namun yang datang kemarin mencapai 824 orang.

“Sedangkan yang dinyatakan reaktif rapid test kemarin ada 117 orang. Sebanyak 50 orang reaktif itu dibawa ke hotel dan sisanya isolasi mandiri di rumah,” terangnya.

Sementara itu, kata Hindun, pada pelaksanaan rapid test hari ini, kuota yang disiapkan sebanyak 500 orang. Untuk sasarannya adalah warga di wilayah Surabaya Utara. Akan tetapi, beberapa warga dari luar Kecamatan Semampir juga ikut datang.

“Sasarannya warga sekitar di wilayah (Surabaya) utara. Tapi tidak hanya wilayah utara, ada juga dari wilayah kecamatan lain yang belum sempat ikut di wilayahnya kemarin,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *