SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Jangan terkejut bila dalam waktu dekat, berbagai produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang diproduksi warga Surabaya, akan merambah ke Pakistan. Pasalnya, berbagai produk UKM seperti tas dan sepatu buatan warga Kota Pahlawan, berhasil memikat pengusaha-pengusaha Pakistan yang Selasa (18/10/2016) datang ke Surabaya.
Ada 10 pengusaha Pakistan yang tergabung dalam Pakistan Indonesian Business Forum (PIBF) yang bertamu ke Balai Kota Surabaya. Mereka didampingi Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Indonesia di Pakistan, Hadi Santoso serta Vice/Consul Economy Konjen RI di Karachi (Pakistan), Oktorian Saleh Hakim.
Mereka diterima Kepala Bagian Kerja Sama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Dewi Wahyu Wardani serta beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Diantaranya Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM).
Pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut membicarakan banyak hal. Mulai potensi pariwisata di Surabaya, hingga suasana kota nya yang nyaman. Namun, porsi bahasan yang paling diminati adalah tentang potensi ekonomi di Surabaya.
Kabag Kerja Sama menjelaskan, Kota Surabaya memiliki cukup banyak kegiatan pariwisata. Salah satunya event tahunan, festival lintas budaya (cross culture) yang rutin digelar di bulan Juli dengan menampilkan ragam budaya dari beberapa negara sister city. Dia mempersilahkan bila Pakistan ikut berpartisipasi dalam agenda Cross Culture tahun depan.
“Selain pariwisata, Surabaya juga memiliki banyak potensi ekonomi yang bisa diexplore. Kami punya banyak UKM yang menghasilkan berbagai produk menarik dan bnerkualitas,” ujarnya.
Potensi ekonomi di Surabaya itulah yang rupanya diendus oleh forum pengusaha ini. Seperti dikatakan Konjen RI di Pakistan, Hadi Santoso, bahwa PIBF selama ini telah mendengar potensi Surabaya dan Jawa Timur. Nah, dengan datang langsung ke Balai Kota, dia berharap bisa mendapatkan gambaran lebih detail tentang potensi Surabaya.
“Pertemuan ini merupakan penjajakan. Kami ini menfasilitasi. Kami bawa mereka ke sini untuk melihat secara langsung potensi Surabaya dan Jawa Timur yang sangat potensial. Dengan melihat langsung, mereka bisa tahu produk apa yang sekiranya cocok untuk dipasarkan di Pakistan. Pertemuan ini,” ujar Hadi.
Vice Consul Economy, Oktorian Saleh Hakim menambahkan, selama ini, pengusaha Pakistan ini mengenal Indonesia hanya Jakarta dan Bali. Karenanya, konsulat ingin mengenalkan PIBF ke Jawa Timur. Sebelum ke Surabaya, para pengusaha ini sudah dibawa ke Jember. Menurut Okto, setelah dari Balai Kota, para pengusaha tersebut akan diajak melihat langsung beberapa UKM di Surabaya.
“Mereka tertarik melihat produk tas dan sepatu juga produk dari batik. Selain produk jadi, mereka juga ingin bahan mentah. Mungkin nanti desainnya dari sana dan dibuat di sini. Karena mereka yang lebih paham pasar di sana (Pakistan),” ujar Okto.
Chairman PIBF, Shamoon Zaki menyampaikan, PIBF merupakan forum yang dibentuk untuk concern di berbagai bidang. Tidak hanya pariwisata, tetapi juga perdagangan, agrikultur dan pendidikan. Untuk sektor perdagangan, dia menyebut Pakistan punya potensi karena pelabuha di Karachi menjadi perlintasan bagi negara-negara tetangga seperti Turkmenistan dan Uzbekistan.
“Selama ini KBRI aktif mendorong kami untuk berkembang. Diantaranya dengan menfasilitasi datang kemari untuk melihat komoditas unggulan di Surabaya,” ujar Shamoon.(q cox)