SURABAYA (Suarapubliknews) – Walau tertunda akibat pandemic Covid 19 yang melanda Indonesia sejak Maret lalu, Pakuwon Group memenuhi janji dan komitmennya terhadap masyarakat, penyewa dan pembeli, dengan resmi membuka pusat perbelanjaan atau mall terbaru di kawasan timur Surabaya, Pakuwon City Mall.
Direktur Marketing Pakuwon Group, Sutandi Purnomosidi mengatakan, mall ini merupakan perluasan area yang sebelumnya dikenal dengan East Coast Center, Pakuwon City Mall terdiri dari tiga lantai dengan lebih dari seratus tenant.
Pakuwon City Mall berbeda dengan mal lain di Surabaya. Mal ini tidak dilengkapi dengan departemen store. Hampir semua tenant merupakan tenant produk makanan dan minuman. “Mal ini mengusung konsep dine in mall. Jadi orang-orang kesini untuk nongkrong. Bisa juga untuk mengisi liburan,” katanya.
Kehadiran mal ini semakin memudahkan para warga Pakuwon City dalam berbelanja, bersosialisasi serta menikmati hiburan dan sajian kuliner. Beberapa tenant kuliner bahkan mengusung tema dan konsep baru baik di Surabaya maupun Indonbesia. “Ada restoran Padang dengan konsep conveyor belt, dan ini adalah yang pertama di Indonesia,” tandasnya.
Sudut-sudut instagrammable yang mudah ditemukan di Pakuwon City Mall, menjadi alasan lain tempat ini jadi jujukan. Ini kian melengkapi kekentalan mall yang memliki luas total atau nett leasable area (NLA) 65.000 meter persegi tersebut sebagai tempat nongkrong dan kuliner.
Yang menjadi perhatian dan sepertinya bakal jadi jujukan tempat nongkrong kaum urban adalah adanya Amphitheater venue, yang merupakan area semi outdoor yang dilengkapi dengan sistem tata cahaya yang sensasional, layar LED super besar, dan sistem tata suara terbaru yang mendukung tampilan teaterikal dan musikal secara maksimal.
“Di amphitheater venue ini kita bisa nongkrong bersama keluarga dan orang terdekat dengan duduk-duduk santai di sofa layaknya konsep cafe yang nyaman, sambil menikmati sajian kuliner yang akan memanjakan lidah. Tak hanya makanan kekinian, di sini pengunjung tetap bisa menikmati kuliner klasik juga,” lanut Sutandi.
Sutandi menambahkan, saat ini tingkat kunjungan masyarakat ke mal secara umum berangsur pulih. Sebagai gambaran, jika pada April lalu tingkat kunjungan orang ke mall hanya mencapai 10%. Pada Agustus naik di kisaran 70%. Sedangkan pada November ini, sudah mencapai 80%. “Yang penting pengelola mall harus mampu meyakinkan pada pengunjung bahwa, datang ke mall itu aman. Artinya, protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat,” tambahnya..
Sementara itu di atas mal ini juga nanti akan dibangun tiga tower apartemen. Dari tiga tower tersebut, yang akan selesai dibangun adalah tower Amor. Tower Amor memiliki sebanyak 1.000 unit, dan penjualannya sudah di atas 90 persen. Sementara Bella Tower masih akan dibangun dan peminatnya juga cukup besar. Sedangkan tower ketiga masih dimatangkan, baik spesifikasi maupun namanya. (q cox, tama tama dinie)