Jatim RayaPeristiwaPolitik

Muncul Intervensi di Pilketum IKA Unair, Teguh Prihandoko Apresiasi Langkah Mundur Agoes Widiastono dari Kongres

118
×

Muncul Intervensi di Pilketum IKA Unair, Teguh Prihandoko Apresiasi Langkah Mundur Agoes Widiastono dari Kongres

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Rupanya di jelang Pemilihan Ketua Umum (Pilketum) Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA UA/Unair) Surabaya periode 2021-2025 lewat arena Kongres X di Airlangga Convention Center, Sabtu (3/7/2021), situasinya kian memanas.

Ini setelah salah satu unsur pimpinan sidang Kongres X IKA UA, Agoes Widiastono berkirim surat ke Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa yang memintanya mundur dari pencalonan.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Agoes kemudian mengajukan pengunduran diri sebagai salah satu unsur pimpinan sidang Kongres X IKA UA, serta Sekretaris II dan Ketua Pokja LPJ PP IKA UA periode 2017-2021.

Agus meminta Khofifah mundur, karena melihat situasi yang sudah tidak kondusif lantaran banyak intervensi. Terlebih sejak awal Khofifah sudah ditawari tapi menolak.

“Sejak awal jauh sebelum proses, kita sudah menawarkan ke ibu posisi tersebut. Cuma dua tiga kali dengan berbagai pihak, yang bersangkutan menolak, menolak, menolak,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (2/7/2021) malam.

“Tapi last minute baru menerima, itu yang kita enggak habis pikir, kenapa? Tapi terus terang, kita melihat orang-orang yang mendorong ini oportunis, orang-orang yang tidak pernah aktif di Unair maupun IKA Unair. Justru kami kasihan dengan dorongan itu,” sambungnya.

Apakah permintaan mundur tidak men-downgrade Khofifah? “Oh ndak. Terus terang, memang ada isu orang-orang Bu Khofifah mintanya tidak dilakukan voting tapi musyawarah mufakat, dan saya menengarai itu sudah terjadi,” ucapnya.

“Maka lebih terhormat, sebelum pemilihan besok, mundurlah. Kebetulan saya diangkat sebagai salah satu pimpinan sidang, dan saya mengambil konsekuensi tidak main-main. Saya mundur dan besok tidak akan datang,” tandas Agus.

Selebihnya, papar Agoes yang lulusan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unair 1985, langkah yang dilakukan ini untuk memberi pelajaran, kalau sebagai alumni Unair jangan sampai mencla-mencle.

“Saya melihat rekan saya yang awal semangat mendukung calon tertentu, begitu ada intervensi langsung pindah. Itu kan enggak komitmen, situasi yang enggak kondusif karena ada intervensi,” katanya.

Padahal, Agus berharap pemilihan IKA UA berlangsung santai, bahagia, dan riang gembira. “Tapi yang terjadi justru ada intervensi. Saya juga punya bukti ada calon yang sudah mengundurkan diri,” katanya.

Langkah Agoes ini mendapat apresiasi dari Ketua Kstaria Airlangga — salah satu elemen alumni Unair — Teguh Prihandoko.

“Selain prihatin melihat kondisi proses pemilihan ketua umum IKA UA saat ini, saya menghormati dan mengapresiasi sikap Cak Agoes ini,” katanya.

Teguh yang juga lulusan FEB Unair 1985 itu melihat, apa yang dilakukan Agoes semata untuk menyelamatkan Unair dan IKA Unair.

“Unair dan IKA Unair ibarat dua keping mata uang yang tak bisa dipisahkan. Maka saya melihat langlah Cak Agoes ini gentle. Inilah ksatria Airlangga yang sesungguhnya,” tandasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *