SURABAYA (Suarapubliknews) – Setelah sukses ekspor ke Malaysia dan Singapura, Produsen food and beverage packaging atau kemasan makanan dan minuman premium berbahan plastik di Sidoarjo kembali mengirimkan barang keluar negeri, kali ini ke Filipina.
Founder and President Moorlife Hermanto Tanoko mengatakan barang yang diekspor ke Filipina ini bernilai sekira 450 Ribu US Dolar. Ada 10 kontainer ukuran 40 ft yang diberangkatkan dari pabrik PT Creative Mega Network Internasional Indonesia (CMNII) di Buduran, Sidoarjo, menuju ke Filipina.
Menurutnya ini bisa menjadi produk kemasan wadah makanan minuman yang premium, food grade bergaransi seumur hidup, bisa menjadi brand global yang bisa menjadi kebanggaan bangsa Indonesia
“Sebelumnya kami juga sudah kirim ke Malaysia dan Singapura. Selain itu, kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan India, Mauritinus Afrika, Mali, Kamboja dan sejumlah negara lain. Moorlife juga aktif pameran di tujuh negara seperti Madagaskar, Nigeria, Republik Chili, Rusia, Hong Kong dan Vietnam,” katanya.
Penjualan Moorlife di Indonesia juga terus mengalami peningkatan pesat, bahkan di era pandemi covid-19 sekalipun. Pada semester 1 tahun 2022 ini, penjualan Moorlife bahkan naik 100 persen dibandingkan tahun 2021. Hal itu karena system pemasaran melalui direct selling. Banyak pegawai yang kena PHK sehingga bargabung untuk berjualan produk ini.
“Penghasilan mereka luar biasa. Dari Rp 5 juta, Rp 10 juta, bahkan sebulan ada yang bisa tembus Rp 100 juta. Banyak entrepreneur baru yang bermunculan dari sistem direct selling ini,” ungkapnya didampingi Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor dan Kepala Pengelola Export Center Surabaya Tommy Kaihatu.
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor mengaku ikut bangga dengan capaian ini. Dia sempat kaget ketika mendapat informasi ada perusahaan kemasan yang justru tumbuh pesat ketika pandemi. “Apalagi ini karya asli Indonesia, diproduksi di Sidoarjo dan sudah menembus pasar internasional. Tentu kami sangat bangga. Ini bukti bahwa produk dalam negeri, produk lokal, tidak kalah dengan produk dari negara-negara lain,” katanya.
Pemkab Sidoarjo berkomitmen untuk terus mendukung dan mensupport industri lokal. Termasuk para pelaku UMKM yang berani ekspansi ke luar negeri. Mereka yang berhasil tembus pasar internasional itu, juga menjadi pahlawan devisa. Karena berhasil menarik uang dari luar negeri ke Indonesia.
“Ini salah satu contoh yang bisa menjadi inspirasi para pelaku UMKM di Sidoarjo. Bagaimana kita bisa berdiri sendiri, berkreasi dan terus berinovasi agar menjadi tuan di daerahnya sendiri dan menembus pasar luar negeri,” urainya.
Export Center Surabaya menarget hanya seribu UMKM untuk 9 provinsi untuk go internasional, saat ini 300 atau 20 persen diantaranya itu dari Sidoarjo. Ia berharap para pelaku UMKM Sidoarjo untuk terus berinovasi terhadap produknya.
Dikatakannya untuk menjadi pengusaha yang sukses, bukan hanya berbicara tentang kejelian melihat peluang pasar. Namun bagaimana membuat inovasi-inovasi yang selalu ditunggu masyarakat. Seperti yang dilakukan Moorlife kali ini.
“Menjadi pengusaha yang sukses bukan hanya berbicara tentang kejelian melihat pasar, bukan hanya mental petarung yang dibutuhkan tetapi inovasi, itu yang saya lihat dari beliau (Founder and President Moorlife Indonesia, Hermanto Tanoko),” tutupnya. (Q cox, tama dini)