Jatim RayaPemerintahanPolitik

Beasiswa SMA/SMK Gelombang Ke-2, Ketua DPRD Surabaya Minta Penyerapan Maksimal

19
×

Beasiswa SMA/SMK Gelombang Ke-2, Ketua DPRD Surabaya Minta Penyerapan Maksimal

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono, mengapreasiasi Wali Kota Eri Cahyadi atas dibukanya kembali Beasiswa Pemuda Tangguh gelombang kedua. Beasiswa diperuntukkan bagi pelajar SMA/SMK dan pelajar MA (Madrasah Aliyah) dari sekolah negeri dan swasta.

Dalam poster yang beredar di media sosial, pendaftaran Beasiswa Pemuda Tangguh Surabaya gelombang kedua dibuka 23 Agustus, ditutup 7 September 2022. Pendaftaran bisa dilakukan online.

“Beasiswa pemuda tangguh untuk mencegah pelajar SMA/SMK/MA bertujuan membantu biaya pendidikan. Sehingga mencegah pelajar putus sekolah, akibat terbelit masalah biaya. Saya bersyukur telah dibuka gelombang 2. Ini tentu kabar gembira bagi pelajar Surabaya yang membutuhkan,” kata Adi Sutarwijono, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Jumat (26/8/2022).

“Gelombang kedua telah dibuka. Apreasiasi saya untuk Wali Kota Eri Cahyadi, Wakil Wali Kota Armuji dan jajaran Pemkot Surabaya yang menangani,” kata Adi.

Gelombang pertama dibuka 17-24 Juni lalu. Namun hanya diikuti 5 ribu pemohon. Yang memenuhi syarat hanya 1.421 pelajar pemohon beasiswa. Dalam dokumen APBD Kota Surabaya tahun 2022, ditetapkan kuota sebanyak 13.415 pelajar.

“Sehingga kuota gelombang kedua yang tersedia sangat banyak, yakni 11.994 pelajar SMA/SMK/MA. Silahkan para pelajar yang membutuhkan beasiswa, segera mendaftar,” kata Adi.

Setiap penerima beasiswa, diberikan dana Rp 200 ribu per bulan. Ini harus dipakai untuk menunjang kepentingan-kepentingan pendidikan para pelajar. Misal, membantu membayar sekolah, membeli seragam, sepatu, buku alat tulis dan sebagainya.

Salah satu catatan penting pada gelombang pertama adalah soal syarat-syarat dan mekanisme. Kalangan DPRD meminta syarat dan mekanisme dipermudah.

Juga soal sosialisasi yang kurang sehingga banyak pelajar tidak tahu. “Ini yang harus diatasi di gelombang kedua. Kalau perlu melibatkan jaringan sekolah, camat, lurah, RW, RT, dan kelompok-kelompok masyarakat, sehingga massif,” kata Adi.

Beberapa waktu lalu, Adi bertemu kalangan pelajar SMA/SMK, yang diorganisir Aliansi Pelajar Surabaya. “Ternyata infonya tidak tuntas dan merata di kalangan pelajar,” kata Adi.

“Saya berharap gelombang kedua terserap maksimal, sehingga jumlah penerima manfaat yakni para pelajar kalau bisa memenuhi kuota yang tersedia alias terserap 100 persen,” kata Adi. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *