BisnisPeristiwa

Modali Food Truck, SIG Tingkatkan Pemberdayaan Komunitas Disabilitas di Toba

50
×

Modali Food Truck, SIG Tingkatkan Pemberdayaan Komunitas Disabilitas di Toba

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (Suarapubliknews) ~ Dukungan pemerintah untuk mempromosikan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata unggulan terus digulirkan melalui berbagai program yang diadakan di lokasi setempat. Selain menarik wisatawan dan meningkatkan pendapatan daerah, promosi wisata Danau Toba juga diharapkan mendorong pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan dan pemerataan ekonomi daerah.

Partisipasi SIG sebagai perusahaan BUMN dalam ajang F1 Powerboat 2023 Danau Toba, memberi peluang untuk berkontribusi mendukung upaya pemerintah tersebut melalui penyerahan bantuan food truck kepada penyandang disabilitas di Panti Karya Hephata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.  

Bantuan yang merupakan hasil kerja sama antara SIG dengan PTPN IV, diserahkan oleh GM Corporate Social Responsibility (CSR) SIG, Edy Saraya kepada Kepala Panti Karya Hephata, Pdt. Binsar Nababan di kantor HKBP, Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Jumat (24/2). Penyerahan bantuan juga dihadiri oleh Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga dan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, bantuan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan poin kelima, yakni kepedulian terhadap disabilitas. ”Kami ingin turut hadir dan membantu peningkatan produktivitas penyandang disabilitas, serta mendukung pengembangan ekonomi kreatif sebagai upaya percepatan peningkatan perekonomian di daerah Sumatra Utara, khususnya Danau Toba yang menjadi destinasi wisata prioritas yang ditetapkan pemerintah. Bantuan ini juga selaras dengan arahan Kementerian BUMN untuk penyaluran program bantuan tepat sasaran berdasarkan pemetaan kebutuhan dan kepentingan (social mapping),” katanya.

 Kepala Panti Karya Hephata, Pdt. Binsar Nababan menjelaskan, Hephata berasal dari bahasa Yunani yang berarti terbuka. Karena itu, ia berharap karya Panti Hephata membantu cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas, sekaligus terbuka untuk seluruh karya penyandang disabilitas. Saat ini, 23 penyandang disabilitas yang telah diasuh dan dibina Panti Karya Hephata telah berhasil menghasilkan berbagai macam produk kreatif, antara lain Kopi Racikan Mertua, kukis kopi, kerupuk olahan ikan, bubuk jahe merah, lilin, dan pernak-pernik gantungan kunci.

”Anak-anak (penyandang disabilitas) di sini memiliki beragam keterampilan. Karena itu kita adakan beragam kegiatan yang sesuai dengan minat mereka. Coba bayangkan, kita punya produk lilin yang pelatihnya itu tunarungu dan wicara dan yang membuatnya tunagrahita. Produk lilin kita ini boleh diadu. Kalau kondisi normal tidak ada angin, lilinnya tidak meleleh. Ada juga anak kita tunagrahita yang bisa buat manik-manik untuk gantungan kunci. Food truck ini kan mobilitasnya tinggi. Jadi selain kopi dan kuliner, apapun kontribusi anak-anak, itulah yang nanti kita sediakan di food truck ini. Jadi kemanapun kami keliling, karya anak-anak ada di situ. Jadi bantuan food truck dari SIG ini sangat berguna sekali untuk membantu pemasaran produk,” jelasnya.  

Berdiri sejak 3 Desember 1923, Panti Karya Hephata melakukan proses rehabilitasi bagi penyandang disabilitas melalui dua pendekatan, yaitu rehabilitasi berbasis panti dan berbasis masyarakat. Kini, Panti Karya Hephata telah menjadi rumah bagi 68 penyandang disabilitas yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia, serta melayani dan mendampingi 803 para penyandang disabilitas yang tersebar di 7 kabupaten/kota di Sumatera Utara. Seluruhnya mendapatkan beragam layanan, di antaranya adalah layanan terapi dan pelatihan keterampilan untuk mewujudkan penyandang disabilitas yang berdaya secara holistik, mandiri dan inklusif.

Salah satu anak asuh Panti Karya Hephata, Bicardo Siburian dengan dibantu oleh seorang penerjemah, menyampaikan terima kasih kepada SIG atas bantuan food truck. Dia mengaku senang karena bantuan ini akan memudahkannya menjual kopi. Selain memiliki kemampuan dalam menyajikan kopi (barista), pria berusia 29 tahun ini juga terampil membuat kerajinan manik-manik untuk dijadikan gantungan kunci, serta kerajinan dari akrilik. 

Berkat kecerdasan dan keterampilannya tersebut, lulusan D3 Komputer ini difasilitasi untuk mengikuti pelatihan barista untuk disabilitas yang diadakan oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Yogyakarta, selama 2 bulan pada 2022 lalu. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *