SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Sekitar 8000 orang mahasiswa aktif harus pergi ke kampus PCU setiap harinya yang terletak di jalan Siwalankerto itu. Transportasi kendaraan pribadi menjadi pilihan sebagian besar para mahasiswa. Ini yang menjadi sebuah masalah, yaitu timbulnya kemacetan sebab jalannya yang sempit.
Tergelitik kebutuhan ini, tim mahasiswa PCU yang beranggotakan inti Monica Subijanto (Ikom 2019), Grace Natasha (Sistem Informasi Bisnis 2020), Bryan Elmer Cahyadi (Teknik Informatika 2019), Felice Sukintjo (Akuntansi Pajak 2020), dan Petra Thefani (ECI 2020), dibantu oleh tim IT dari mahasiswa Teknik Informatika PCU 2019, meluncurkan aplikasi solutif kemacetan di Surabaya, “NUNUT”.
CEO Team, Monica Subijanto (Ikom 2019) mengatakan dengan ini, diharapkan jumlah kendaraan yang masuk ke jalan Siwalankerto dapat berkurang, sehingga kemacetan dan permasalahan parkir yang ada dapat tertanggulangi.
“Selain itu, ridesharing memberikan solusi tarif lebih murah dibandingkan transportasi online lainnya. Tak hanya itu, mahasiswa yang memberi tumpangan berkesempatan mendapatkan pemasukan tambahan,” katanya.
Merujuk pada namanya, dalam Bahasa Indonesia arti “Nunut” berarti menumpang. Jadi mahasiswa yang memiliki kendaraan pribadi dapat menawarkan tumpangan melalui aplikasi, dan mahasiswa lainnya yang ingin pergi ke tujuan yang sama dapat menumpang dengan harga yang telah ditentukan. Berangkat dari satu titik tujuan menuju Kampus PCU, begitu juga sebaliknya.
Aplikasi ini sudah bisa diunggah di Play Store, Petranesian (keluarga besar PCU) bisa menghemat pengeluaran bensin maupun transportasi daring, meminimalkan polusi udara, hingga menambah relasi dengan Petranesian lainnya.
Tak hanya itu, bagi pengguna mobil yang menggunakan aplikasi yang dirancang sejak Desember ini, bisa mendapatkan akses parkir khusus yang bisa digunakan di gedung-gedung PCU, yang bertandakan tulisan “NUNUT” berwarna kuning.
Anggota Team Bryan Elmer Cahyadi (Teknik Informatika 2019) mengatakan Tim “Nunut” akan mengambil komisi sebesar 45% dari tiap transaksi yang dilakukan, 55% sisanya akan diberikan kepada masing-masing driver sesuai dengan jumlah tarif. Jadi sistemnya nonprofit. “Kami hanya ingin membantu memecahkan masalah social yang terjadi di sekitar,” katanya.
Jika ingin mencari tumpangan untuk pergi ke kampus, maka calon penumpang dapat memasukkan lokasinya saat itu di kolom ‘Lokasi Saya’ dan gedung kampus yang ingin dituju sebagai ‘Lokasi Tujuan’.
Kemudian, aplikasi akan mencarikan tawaran-tawaran tumpangan yang memiliki meeting point terdekat dengan lokasinya saat itu. Calon penumpang pun dapat memilih tawaran yang menurutnya paling menarik, kemudian membayar menggunakan e-payment untuk mengkonfirmasi pemesanannya.
Luar biasanya, dari kampus PCU anggota inti tim “NUNUT” mendapatkan beasiswa XP Young Leader Award. Masing-masing anggota berhak untuk memperoleh dana apreasiasi sejumlah Rp10.000.000, yang bisa digunakan untuk membantu kebutuhan akademik. (q cok, tama dini)