Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

Kunjungi Sentra Tenun & Batik di Gresik, Ini Cara Arumi Lestarikan Wastra Jatim

80
×

Kunjungi Sentra Tenun & Batik di Gresik, Ini Cara Arumi Lestarikan Wastra Jatim

Sebarkan artikel ini

GRESIK (Suarapubliknews) ~ Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak mengunjungi dua sentra tenun dan batik di Kabupaten Gresik, Senin (7/8). Yaitu sentra batik Wedani Giri Nata dan Gajah Mungkur Gresik.

“Ingin saya bagikan dalam sebuah buku yang diciptakan oleh Dekranasda. Saya mengambil salah satu ikon yang yang belum banyak terkandung di buku-buku yang sudah ada sebelumnya,” katanya.

Arumi mengatakan kunjungan ke sentra batik dan tenun di Kabupaten Gresik ini bertujuan untuk mendokumentasikan wastra Jatim yang memang memiliki corak dan motif yang menarik serta beraneka ragam.

Menurutnya salah satu cara agar eksistensi tenun dan batik ini tetap ada adalah dengan mendokumentasikannya. “Saya ingin dokumentasikan supaya track record dan sejarahnya terus _nyambung, ” terangnya.

Ia menyebut dengan berkunjung langsung ke pengrajin dan rumah produksinya, banyak sekali pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung dari kain batik atau tenun yang ia dapatkan. Mengetahui nilai sejarah, filosofi dari tenun, songket, corak dan motif dari sebuah kain dapat menjadi nilai tambah tersendiri bagi penggunanya. “Ketika berkunjung seperti ini, menjadi satu pengalaman yang bisa menceritakan banyak sejarah dan nilai di balik kain tenun, batik atau songketnya itu sendiri,” sebutnya.

Ia menjelaskan di dalam buku wastra Jatim tidak hanya berisi jenis-jenis wastranya saja tetapi ada juga dijelaskan nilai sejarah atau bahkan filosofi dari corak dan motifnya. Sebagaimana diketahui Jawa Timur memiliki beberapa tlatah budaya yang berbeda seperti Mataraman, Arek, Tapal Kuda, Madura dan Pendalungan. “Bukan hanya bagaimana wastranya tapi juga filosofi dan sejarah dibaliknya sampai tercipta motif-motif baik itu batik dan juga tenun,” terangnya.

Arumi yang juga Ketua TP PKK Jatim ini menyampaikan bahwa untuk kebutuhan materi dari buku wastra Jatim ini, pihaknya akan mengeksplor beberapa Kabupaten Kota di Jawa Timur. Karena menurutnya masih banyak daerah di Jatim yang memiliki tenun dan batik dengan kekhasan masing-masing. “Kita pilih dua sampai tiga kabupaten kota yang betul-betul punya ciri khas yang bisa merepresentasi budaya-budaya tersebut,” ujarnya.

Di akhir kunjungannya di Gresik, Arumi berharap wastra Jatim yang beragam ini dapat terus dilestarikan dan dinikmati masyarakat luas. Sementara adanya buku wastra diharapkan bisa menjadi sarana yang menginformasikan nilai sejarah dan filosofi yang terkandung di kain tenun dan batik itu sendiri. “Tidak hanya memakai tapi tahu nilai budayanya, nilai sejarahnya,” pungkasnya. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *