Pemerintahan

Surabaya Jadi Pilot Project Mitigasi Kebakaran Nasional

75
×

Surabaya Jadi Pilot Project Mitigasi Kebakaran Nasional

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani menyambut hangat kehadiran Tim Penilai Observasi Lapangan Pilot Project Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (GKSTTB) Tingkat Nasional Tahun 2023, di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

Dalam kesempatan tersebut, Kader Madagaskar (Masyarakat dan Keluarga Siaga Kebakaran) Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya berhasil terpilih menjadi pilot project dalam Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (GKSTTB) Siaga Kebakaran Lingkungan di tingkat nasional.

Keberhasilan Kader Madagaskar ini tak lepas dari upaya penurunan kasus kebakaran di rumah tangga, peningkatan kepemilikan APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan), serta peningkatan kepemilikan peralatan P3K di wilayah tersebut.

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani menyampaikan bahwa Pemkot Surabaya bersama TP PKK Kota Surabaya terlebih dahulu mengirimkan 3 program yang diajukan sebagai pilot project kepada Provinsi Jawa Timur. Ketiganya, ialah Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana Menuju Perilaku Hidup Sehat, Keluarga Sehat Tangguh Bencana Peduli Lingkungan, dan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Siaga Bencana Kebakaran.

“Alhamdulillah, usulan ketiga kami yang diterima dan mendapat apresiasi hingga ke tingkat nasional. Ini menambah semangat, dan keguyuban kami untuk bisa menjaga atau meminimalisir bencana yang ada di Kota Surabaya, khususnya  kebakaran,” kata Bunda Rini Indriyani, sapaan lekatnya, Minggu (10/12/2023).

Bunda Rini Indriyani menjelaskan, sejak awal TP PKK Kota Surabaya telah berkolaborasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya untuk memberikan pelatihan simulasi dan mitigasi terhadap bencana kebakaran bagi ibu rumah tangga.

“Kami memberikan pelatihan kepada para ibu rumah tangga sehingga bisa melakukan penanganan pertama jika terjadi kebakaran. Bahkan, melalui program Bunda PAUD, kami mengadakan simulasi tanggap kebakaran untuk anak-anak PAUD, kami juga memberikan pelatihan simulasi kepada guru PAUD. Ini yang kami upayakan untuk bersama-sama menjaga lingkungan,” jelasnya.

Dengan demikian, Bunda Rini Indriyani berharap kesadaran masyarakat Kota Pahlawan dalam mengantisipasi, serta melakukan penangan pertama jika terjadi kebakaran  bisa terus meningkat. Sebab, pada 3 menit pertama, peran warga sangat diperlukan jika terjadi kebakaran di perkampungan atau pemukiman penduduk.

“Surabaya merupakan kota besar, banyak rumah padat penduduk, dan cuaca cukup panas sehingga membuat kami bergerak bersama Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya membentuk Kader Madagaskar agar bunda-bunda di rumah bisa tanggap ketika bencana kebakaran terjadi,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua Tim Bidang IV Tim Penggerak (TP) PKK Pusat, Nana Afrizal menyampaikan bahwa Kota Surabaya merupakan lokasi ke-37 yang tengah dikunjungi sebagai pilot project Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (GKSTTB).

“Kedatangan kami disini adalah melakukan observasi lapangan, tujuannya untuk mendapatkan data aktual dan faktual di lapangan. Berapa jumlah rumah tangga yang memiliki APAR, serta bagaimana peningkatannya? Kami akan datang ke rumah-rumah, apakah sesuai dengan yang dilaporkan,” kata Nana.

Oleh sebab itu, Nana berharap Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (GKSTTB) dapat terus berlanjut di setiap wilayah di Indonesia guna meningkatkan kesadaran, dan kepedulian di tingkat rumah tangga dalam mengantisipasi maupun mengatasi kebencanaan.

“Kegiatan ini bukanlah perlombaan, gerakan ini adalah gerakan sustainable yang akan berkelanjutan dari tahun 2021 saat pertama kali diluncurkan, nanti pada akhirnya di tahun 2024 akan kami berikan apresiasi,” pungkasnya. (Q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *