Pemerintahan

Maksimalkan Layanan Kesehatan, Wali Kota Eri Bangun RSUD Surabaya Timur hingga Optimalisasi Layanan Puskesmas 24 Jam

241
×

Maksimalkan Layanan Kesehatan, Wali Kota Eri Bangun RSUD Surabaya Timur hingga Optimalisasi Layanan Puskesmas 24 Jam

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen penuh dalam memaksimalkan pelayanan kesehatan di Kota Pahlawan. Sebagai bukti komitmen tersebut, pemkot tengah membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Surabaya Timur, serta mengoptimalisasikan pelayanan Puskesmas selama 24 jam.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun telah melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Surabaya Timur pada Kamis (5/10/2023) lalu.

RSUD Surabaya Timur dibangun dengan layanan unggulan Ibu dan Anak. RSUD ini dibangun di Jalan Medokan Asri Tengah, Blok RL V, Kelurahan Kalirungkut, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Yakni, dengan luas area sekitar 5,3 hektar, semantara untuk lahan pembangunan tahap awal ini seluas 1,7 hektar.

Pembangunan RSUD Surabaya Timur memiliki nilai kontrak Rp494 miliar, dengan jangka waktu pelaksanaan 360 hari kalender dan ditargetkan rampung pada akhir September 2024. RSUD Surabaya Timur memiliki luas bangunan sekitar 37 ribu meter persegi yang terdiri dari dua tower dan podium. Masing-masing tower bangunan terdiri dari 8 lantai dan berkapasitas total seluruhnya 257 bed.

“Rumah Sakit Surabaya Timur, kami lebih utamakan untuk ibu dan anak. Tapi tetap untuk semua penyakit juga bisa dilayani,” kata Wali Kota Eri, Kamis (28/12/2023).

Dengan berdirinya RSUD Surabaya Timur, pemkot bisa memberikan pelayanan kesehatan lebih maksimal kepada masyarakat. Bahkan, RSUD Surabaya Timur sekaligus melengkapi keberadaan dua rumah sakit sebelumnya, yaitu RSUD Dr M Soewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH).

“Jadi ada pilihan di Rumah Sakit Surabaya Timur, tidak hanya terfokus di BDH dan RSUD Dr Soewandhie,” ujar dia.

Tak hanya berhenti di situ, guna mengoptimalisasi layanan kesehatan, Pemkot Surabaya juga membuka Puskesmas selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di 63 Puskesmas se-Surabaya. Bahkan, layanan itu sudah dapat dinikmati masyarakat sejak November 2023 lalu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan bahwa Puskesmas di Kota Pahlawan membuka layanan selama 24 jam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan pemeriksaan, pengobatan, dan kegawatdaruratan.

“Layanan Puskesmas 24 jam dapat diakses oleh semua pasien. Baik pasien umum maupun BPJS, Puskesmas juga dibuka setiap hari Senin-Jumat,” kata Nanik.

Sedangkan untuk Puskesmas yang terlebih dahulu telah memiliki fasilitas rawat inap akan tetap memberikan pelayanan selama 24 jam setiap hari. “Perbedaan layanan 24 jam pada Puskesmas rawat inap adalah pelayanan persalinan dan rawat inap,” jelasnya.

Adapun sebanyak 23 Puskesmas di Kota Pahlawan memiliki layanan rawat inap, yakni Puskesmas Balongsari, Banyu Urip, Bulak Banteng, Dukuh Kupang, Dupak, Gunung Anyar, Jagir, Kebonsari, Kedurus, Keputih, Krembangan Selatan, Manukan Kulon, Medokan Ayu, dan Mulyorejo.

“Selanjutnya Puskesmas Pakis, Sememi, Sidotopo Wetan, Simomulyo, Siwalankerto, Tanah Kali Kedinding, Tanjungsari, Tenggilis, serta Wiyung,” ujarnya.

Selain itu, sebanyak 40 Puskesmas di Kota Surabaya dengan layanan rawat jalan, di antaranya adalah Puskesmas Asemrowo, Balas Klumprik, Bangkingan, Benowo, Dr. Soetomo, Gading, Gayungan, Gundih, Jemursari, Jeruk, Kalijudan, Kalirungkut, Kedungdoro, Kenjeran, Ketabang, Klampis Ngasem, Lidah Kulon, Lontar, Made, dan Menur.

“Kemudian Puskesmas Mojo, Morokrembangan, Ngagelrejo, Pacar Keling, Pegirian, Peneleh, Perak Timur, Pucang Sewu, Putat Jaya, Rangkah, Sawah Pulo, Sawahan, Sidosermo, Sidotopo, Simolawang, Tambak Wedi, Tambakrejo, Tembok Dukuh, Wonokromo, serta Wonokusumo,” tandasnya.

Oleh sebab itu, Dinkes Kota Surabaya dapat memaksimalkan berbagai layanan kesehatan. Seperti melakukan langkah pencegahan terhadap munculnya Pneumonia misterius, COVID-19, Tuberkulosis (TBC), hingga HIV (Human Immunodeficiency Virus)/AIDS (ODHA) dengan melakukan perluasan layanan hingga memasifkan skrining kesehatan.  (Q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *