Politik

Agar Indikator Keberhasilan Pencegahan Covid-19 di Surabaya Terukur, Ini Kata Reni Astuti

45
×

Agar Indikator Keberhasilan Pencegahan Covid-19 di Surabaya Terukur, Ini Kata Reni Astuti

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Reni Astuti Wakil Ketua DPRD Surabaya, mengatakan bahwa penyebaran Covid-19 makin merata di Surabaya. Jumlah konfirmasi positif makin melaju, RS rujukan overload, tenaga kesehatan over beban tugas.

Menurut politisi perempuan PKS ini, harus ada solusi cepat dan terarah dalam kondisi saat ini diantaranya adalah pengendalian pada sektor hulu, bagaimana agar tidak semakin banyak yang potensi tertular Covid-19. Perbaikan pada sektor hulu menjadi sangat penting.

Bacawali Surabaya 2020 ini menuturkan, dalam rapat analisa dan evaluasi PSBB di pemkot Surabaya pada hari Jumat 22 Mei 2020, dirinya hadir saat Kapolda Jatim beri arahan perlu adanya Kampung Tangguh Covid-19.

“Kampung tangguh di Jatim sudah diterapkan di kota Malang sebelum PSBB Malang raya diberlakukan,” ucapnya. Selasa (26/05/2020)

Kemudian pada hari Selasa, 19 Mei 2020, kata Reni, dalam rapat hearing yang saya ikuti di Komisi D yang dihadiri Kadinkes, IDI Surabaya mengusulkan adanya Kampung Jaga Covid-19.

“Pertengahan Maret lalu, saya pernah sampaikan perlunya penanganan dari RT RW dengan Kampung Siaga Covid-19,” tandasnya.

Reni menambahkan, jika Pemkot Surabaya sudah membentuk Kampung Wani Covid-19 di ujung batas PSBB pada tgl 25 Mei 2020. Kampung tangguh, kampung jaga, kampung siaga atau kampung wani hakekatnya memiliki substansi yang hampir sama yaitu pelibatan aktif masyarakat dalam penanganan Covid-19 dari lingkungan sekitar warga.

“Saya mendorong keberadaan Kampung Wani Covid-19 ini sebagai bentuk penguatan sisi hulu guna pencegahan penyebaran covid-19 dari lingkungan terkecil,” ujarnya.

Idealnya, lanjut Reni, memang dibentuk saat awal Covid-19 mulai menyebar masuk di Surabaya, jika saat ini baru dibentuk semoga akan berdampak signifikan melandaikan kurva pandemi. Tentu atas masukan berbagai pihak dan pertimbangan matang, semoga tidak hanya sebatas judul dan organ tapi benar-benar fungsional.

Oleh karenanya agar fungsional dan berpengaruh terhadap pengendalian penyebaran Covid-19, Reni menyarankan agar Pemkot Surabaya memperhatikan hal- hal sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah per Kampung harus segera dibuat. Pemetaan data covid-19 harus sudah berbasis RT/RW agar fokus kerja Kampung Wani Covid-19 terarah dan terukur.

2. Indikator keberhasilan, output yang jelas terukur dengan outcome landainya kenaikan Positif Covid-19.

3. Penganggaran tidak dibebankan ke warga, utamanya di kampung-kampung yang banyak warga tak mampu, tentu ini masalah. Jadi support anggaran jangan lupa. Ini bukan lomba kebersihan yang warga urunan sendiri. Tapi harus disediakan pemkot karena warga juga banyak yang sedang kesulitan ekonomi.

4. Gugus tugas tingkat Kelurahan, yang maksudnya pelibatan RW bukan berarti pengalihan tanggung jawab pelaksanaan tugas gugus covid. RW hanya membantu. Arahan dan tugas-tugas penanganan tetap menjadi tanggung jawab pemerintah. Oleh karena itu perlu ada gugus tugas ditingkat kelurahan sebagai penanggung jawab penanganan Covid-19 ditingkat kelurahan, dimana Kampung Wani Covid-19 berada dalam koordinasi gugus tugas kelurahan. Apalagi data per 25 Mei 2020 sebaran konfirmasi positif Covid-19 sudah menjangkau hampir 147 (95,5%) dari 154 kelurahan di Surabaya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *