Jatim RayaPemerintahan

Arumi Ajak Dekranasda se-Jatim Ciptakan Seragam Khas Daerahnya

98
×

Arumi Ajak Dekranasda se-Jatim Ciptakan Seragam Khas Daerahnya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak membuka Sosialisasi 18th Batik, Bordir & Aksesoris Fair 2023 dan Lomba Fashion Show 38 Kabupaten Kota di DEKS Creation Space Ciputra World Surabaya Selasa (14/2).

“Kita akan menyambut salah satu event besar Maret nanti. Acara ini kita selenggarakan setiap tahun. Saya berterimakasih pada kabupaten Kota yang senantiasa bersemangat memamerkan karya terbaik dari daerahnya,” ungkapnya.

Arumi optimis bahwa tahun ini, pameran tersebut dapat diselenggarakan lebih meriah dengan animo yang lebih tinggi pula. Apalagi, Jatim tengah berada di masa pemulihan pasca Pandemi Covid-19. “Dengan melandainya Covid-19, pastinya animo masyarakat sudah menjadi lebih baik. Lebih banyak lagi hasil karya lokal yang bisa unjuk gigi,” katanya.

Tahun ini, ada permintaan khusus dari istri Wagub Jatim itu. Mengingat bahwa ini adalah tahun terakhirnya bersama Dekranasda Jatim, Arumi meminta secara khusus pada Dekranasda Kabupaten/Kota di Jatim untuk membuat kostum atau seragam khasnya masing-masing. 

Spesialnya, kostum ini harus berbau khas daerahnya, dan desain serta pembuatannya dikolaborasikan dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari 38 Kabupaten dan Kota di Jatim.

Nantinya, kostum atau seragam ini akan dilombakan di gelaran 18th Batik, Bordir & Aksesoris Fair 2023 dan Lomba Fashion Show 38 Kabupaten Kota. Penjuriannya berdasarkan filosofi, desain batik, bordir, dan tenun, serta desain kostum itu sendiri. Tak lupa, kekompakan kolaborasi dengan UMKM di daerahnya.

“Tahun ini tahun terakhir saya di Dekranasda Jatim. Saya ingin membuat lagi kenangan-kenangan yang tidak bisa dilupakan. Saya berharap ibu-ibu di Dekranasda Kabupaten dan Kota bisa membuat kostum yang nantinya akan dipakai seragam,” ajaknya.

Kostum ini kolaborasi dengan UMKM lokal. “Jangan gelisah karena saya melarang para juri untuk menilai cara jalannya. Yang harus dinilai adalah batiknya, filosofinya, desainnyaa, dan kekompakan kolaborasinya. Ibu-ibu pasti bisa lebih keren dari model aslinya,” lanjutnya.

Acara tersebut rencananya akan diadakan pada 8-12 Maret 2023 mendatang di Grand City Surabaya. Gelaran ini nantinya akan memamerkan karya-karya terbaik batik, bordir, tenun, kebaya, sulaman, songket, busana daerah, batu permata, produk kulit dan produk kecantikan lokal Jawa Timur. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *