Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

ASEAN Panji Festival 2023, Gubernur Khofifah Optimis Mampu Jadi Penguat Persaudaraan Antar Negara ASEAN

81
×

ASEAN Panji Festival 2023, Gubernur Khofifah Optimis Mampu Jadi Penguat Persaudaraan Antar Negara ASEAN

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambut baik gelaran ASEAN Panji Festival 2023 yang diselenggarakan di Jawa Timur pada tanggal 14-23 Oktober 2023.

Dimana, malam puncak gelaran yang diikuti oleh delegasi dari 9 Negara ASEAN yakni Indonesia, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapore, Thailand, dan Vietnam ini akan digelar di Taman Candra Wilwatikta, Kab. Pasuruan, (22/10) mendatang.

Sebagai informasi, ASEAN Panji Festival 2023 diselenggarakan untuk mempromosikan warisan budaya Panji (Inao) yang dimiliki bersama oleh negara anggota ASEAN, khususnya bagi Jawa Timur sebagai locus tempat lahirnya Budaya Panji (Inao).

Atas penyelenggaraan ASEAN Panji Festival 2023, Gubernur Khofifah mengaku optimis akan menjadi bagian penguatan persaudaraan antar negara-negara di ASEAN. Hal ini karena festival tersebut menunjukkan bahwa budaya bersifat borderless atau tidak mengenal batas. Bahwa budaya ini borderless. Dari budaya Panji maka 9 negara di Asia Tenggara bisa saling membangun sinergitas lewat ASEAN Panji Festival 2023.

“Sehingga, bisa menjadi kekuatan persaudaran yang kita bangun melalui budaya. Sebuah kehormatan bagi Provinsi Jawa Timur mendapat kunjungan dari delegasi negara-negara ASEAN Panji Festival 2023. Selamat datang di tanah kelahiran Cerita Panji/inao,” katanya saat acara Gala Dinner peserta ASEAN Panji Festival 2023 di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Gubernur Khofifah menambahkan, Provinsi Jawa Timur sebagai tempat lahirnya sastra Panji merupakan bagian penting dalam perkembangan kebudayaan. Berkat dukungan dari negara-negara ASEAN sehingga pada Tahun 2017 cerita Panji ditetapkan UNESCO sebagai Memory Of The World (Mow).

Substansi cerita Panji dapat dimaknai sebagai penyatuan antara dua belah pihak yang dilambangkan dengan kerajaan Janggala dan Panjalu, antara Raden Panji Inu Kertapati dan Dewi Sekartaji.

“Pada malam ini, meskipun berasal dari negara dan bangsa yang berbeda, namun kita semua dipersatukan oleh cerita Panji / Inao. Keberagamaan cerita Panji di Asia Tenggara merupakan kekayaan kultural yang harus dilestarikan. Kami bisa merasakan semangat untuk melestarikan cerita Panji / Inao dari seluruh delegasi yang hadir,” terangnya.

Lebih jauh dijelaskan Gubernur Khofifah, bagi masyarakat Jawa Timur, cerita Panji /inao tidak hanya sebatas karya sastra. Representasi cerita Panji di Jatim juga berkembang dalam berbagai ragam ekspresi budaya. Baik budaya bendawi maupun budaya tak benda, sehingga meluas menjadi budaya Panji.

Cerita Panji/inao telah menjadi bagian dalam khazanah cagar budaya di Jatim. Antara lain pada relief gambyok di Kediri, arca dan relief Candi Selokelir di Gunung Penanggungan, relief Candi Penataran di Blitar, relief Candi Mirigambar di Tulungagung, relief Candi Menakjinggo di Mojokerto.

Selain itu, Cerita Panji juga menjadi inspirasi dalam berbagai ragam kesenian tradisi yang berkembang di Jatim antara lain terdapat dalam kesenian Wayang Beber di Pacitan, Wayang Topeng di Malang, Wayang Thengul di Bojonegoro, Wayang Klithik di Jediri, Penthul Tembem di Madiun, jaranan di Tulungagung dan Trenggalek, Topeng Dalang di Sumenep.

“Di Jawa Timur sendiri kekuatan dari turunan sastra dan budaya Panji akan bisa memberikan satu bangunan persaudaraan. Kalau kami di Jawa Timur ini seringkali mengintroduksi tentang guyub rukun. Bagaimana kita guyub dan bagaimana kita membangun kerukunan,” lanjutnya,.

Secara khusus, pada malam puncak ASEAN Panji Festival 2023 di Taman Candra Wilwatikta, Kab. Pasuruan (22/10) mendatang, Gubernur Khofifah meminta OPD Pemprov Jatim terkait, tidak hanya mengundang Disbudpar kab/kota. Tapi juga pihak-pihak terkait lainnya.

“Para delegasi ASEAN ini pada tanggal 22 Oktober 2023 akan berkolaborasi dengan puluhan seniman lokal Jatim, untuk menampilkan gelar kolaborasi sendratari berjudul Panji Sumirang. Oleh karena itu saya minta yang diundang tidak hanya Disbudpar-nya saja,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga menyampaikan terimakasih atas dipilihnya Jawa Timur sebagai lokasi penyelenggaraan acara ASEAN Panji Festival 2023. Menurutnya, lewat festival juga akan ada penguatan budaya Panji yang ada di Jawa Timur.

“Terutama kepada Prof. Wardiman Djojonegoro selaku Penggerak Budaya Panji di Indonesia dan ASEAN, bahwa akan ada penguatan budaya Panji yang ada di Jawa Timur. Kemudian sinkronisasi dan sinergi dari satu daerah ke daerah lain, saya rasa akan ketemu pada titik yang bisa saling memberikan penguatan,” tambahnya.

Tidak hanya itu, ia berharap budaya Panji ini akan mengasah sensitivitas, mengasah rasa, dan kemudian bisa membangun keseimbangan otak kanan dan otak kiri. Ini penting, karena menurutnya antara motorik dan sensorik harus dibangun keseimbangan-keseimbangan.

Di akhir, Gubernur Khofifah juga berpesan pada para delegasi negara ASEAN yang merupakan peserta festival juga menyempatkan untuk bisa menikmati keindahan Jawa Timur. Utamanya, destinasi-destinasi wisata di Jawa Timur, termasuk mengeksplorasi seluruh Budaya Panji di Jawa Timur. “Mudah-mudahan selama di Jawa Timur semua bisa merasakan indahnya Jawa Timur. Bisa berkesempatan menengok destinasi wisata yang ada di Jawa Timur,” pungkasnya.

Sementara itu, Penggerak Budaya Panji di Indonesia dan ASEAN, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang sudah diberikan Gubernur Khofifah kepada ASEAN Panji Festival 2023, yang diadakan setiap 5 tahun sekali.

“Kami dari Kemendikbudristek menyampaikan terimakasih atas kepedulian yang telah Bu Gubernur berikan. Banyak kebetulan yang positif, sastra dan budaya Panji lahir dan tumbuh di Jatim sejak tujuh abad yang lalu dan menyebar ke seluruh nusantara, Malaysia dan seluruh Asia Tenggara,” katanya.

Prof. Wardiman mengatakan, sastra Panji asal Jawa Timur ini membangkitkan keberagaman individualisme dari tiap daerah bukan hanya di Indonesia, tapi juga seluruh Asia Tenggara. “Tiap daerah membangkitkan budaya panjinya sendiri dengan unsur kedaerahannya. Ini pelestarian budaya bersama dan kita merajut persahabatan lewat budaya. Negara-negara ASEAN dalam festival menghidupkan cerita Panji yang paling tua yaitu Panji Semirang. Semoga Panji ini menjadi budaya pengikat di Asia Tenggara,” terangnya.

Kegiatan ASEAN Panji Festival di Jatim ini merupakan kolaborasi dari Kemendikbudristek, Pemprov Jatim, Pemkot Kediri, dan Pemkot Malang. Seluruh delegasi dijadwalkan akan melakukan ekskursi di berbagai situs cagar budaya di Jatim, serta gelar kolaborasi sendratari Panji / Inao.

Adapun materi kegiatan dalam ASEAN Panji Festival 2023 meliputi 4 pilar pelestarian dan pemajuan kebudayaan. Yaitu : pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Tema ASEAN Panji Festival yaitu Panji / Inao Tales : Weaving The Diversity of Southeast Asian Culture atau Cerita Panji / Inao : Merajut Keberagaman Budaya Panji di Asia Tenggara.

Pada gelaran puncak ASEAN Panji Festival 2023 juga diadakan pameran jejak Panji dalam perspektif sejarah dan purbakala yang menampilkan berbagai koleksi terkait Panji / Inao dari berbagai museum di jawa timur. Serta berbagai karya kreatif yang terinspirasi dari cerita Panji / Inao dari berbagai perguruan tinggi di Jatim. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *