SURABAYA (Suarapubliknews) – PDI Perjuangan Kota Surabaya menggeber berbagai acara memperingati Bulan Bung Karno yang dirayakan setiap Juni. Di tengah pandemi, kegiatan digelar virtual serta memberi bantuan ke warga terdampak Covid-19.
”Bulan Bung Karno di tengah pandemi Covid-19 justru mengobarkan semangat gotong royong kita dalam membantu masyarakat. Ini sesuai nilai-nilai gotong royong sebagai intisari Pancasila, yang digali dan kali pertama dicetuskan Bung Karno pada 1 Juni 1945,” ujar Ketua DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono, Minggu (7/6/2020).
Sejumlah acara yang digelar PDIP Surabaya antara lain lomba foto 5-30 Juni dan parikan online 5-25 Juni 2020. Temanya seragam, yaitu ”Gotong Royong Hadapi Covid-19”.
Kedua lomba total berhadiah lebih dari Rp17 juta dan paket buku serta kaus Bung Karno. Publikasi lomba dilakukan di media mainstream dan media sosial.
”Lomba foto akan merangkum semangat gotong royong masyarakat dalam bantu-membantu menghadapi pandemi. Dari karya foto, spirit bisa menular ke berbagai kelompok yang lain untuk terus bekerja bergotong royong agar kita bisa melewati pandemi dengan baik,” ujarnya.
”Fotografi yang memadukan kepekaan sosial, kreativitas, dan seni menghasilkan karya yang tak hanya estetis, tapi juga bertenaga, menggerakkan kita untuk cancut tali wondo menghadapi pandemi”, imbuh ketua DPRD Surabaya tersebut.
Adapun lomba parikan digelar online dengan mengunggahnya di media sosial. Parikan sebagai tradisi lisan rakyat bisa menjadi medium yang menstimulus kreativitas sekaligus menggerakkan untuk bergotong royong.
”Parikan adalah puisi rakyat yang hidup dan menjadi bagian dari pergulatan keseharian rakyat, yang kental muatan nasihat dan pesan-pesan menggugah, meski kadang dikemas guyonan. Kita hidupkan lagi budaya parikan. Bahkan, jurinya kita ajak anak-anak muda, cak dan ning pegiat budaya Suroboyo,” papar Adi.
Adi menambahkan, PDIP Surabaya juga menggelar aksi sosial pembagian sembako untuk kelompok rentan di kawasan Peneleh yang merupakan daerah kelahiran Bung Karno serta tempat Bung Karno menghabiskan masa remajanya di rumah tokoh Islam, Haji Oemar Said Tjokroaminoto.
Diskusi-diskusi daring tentang Bung Karno dan berbagai aspek kesejarahan serta pemikirannya juga digelar, termasuk melibatkan para akademisi di luar negeri. Bahkan, juga dibahas sisi-sisi kepedulian Bung Karno kepada tradisi kuliner rakyat yang terangkum di buku Mustika Rasa, yang berisi 1.600 resep makanan dari Sabang sampai Merauke.
”Kuliner tradisional sebagai bagian dari budaya rakyat bisa menjadi peluang alternatif ekonomi kerakyatan di tengah pandemi, itu kami bahas dengan menghadirkan para chef,” papar Adi.
”Inti dari rangkaian kegiatan Bulan Bung Karno di Surabaya adalah substantif untuk memperkaya pengetahuan publik dan konkrit membantu warga terdampak pandemi,” pungkas Adi. (q cox)